Thursday, December 2, 2010

Studi Awal Makam Islam Ronggosukowati Kaitannya dengan Pengembangan Pariwisata


Bab I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Madura merupakan pulau sebelah utara Jawa Timur. Sejak zaman praakasara Indonesia memiliki kakayaan yang relative brkaitan dengan kehidupan atau aktivitas perekonomian. Hal ini dapat dilihat dengan ditemukannya kebudayaan yang berunsur pada praaksara Islam yaitu bejana perunggu. Pada zaman praaksara bejana perunggu yang ditemukan di Madura jauh lebih banyak dibandingkan yang ditemukan di daerah Kerinci (Sumatra) dan Pnompenh (Kamboja)[1]. Walaupun bejana tersebut tidak dibuat di Indonesia, tetapi dapat dipastikan benda-benda itu memainkan peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi serta agama pada masa itu.
Sebenarnya kesejarahan pulau Madura, tidak dapat di[isahkan dari kesejarahan Jawa Kuno sejak berkuasanya kerajaan Hindu-Budha pada pada abad XII.[2] Kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Madura berada di bawah supremasi dari kerajaan yang lebih besar yang kekuasaanya berpusat di Jawa.[3] Madura tidak pernah menjadi kesatuan politik yang berdiri sendiri. Sebaliknya, sebelum tahun 1800, Madura dimasukkan ke dalam kekuasaan kolonial Hindia-Belanda, kemudian ke negara Indonesia. Dalam perjalanan sejarahnya yaitu tahun 1680 setelah perang Trunojoyo selesai, Madura dibagi menjadi dua wilayah yaitu Madura Barat (daerah-daerah Arosbaya, yang kelak bernama Bangkalan dan Sampang) dan Madura Timur (Sumenep dan Pamekasan).[4]
Jika ditinjau dari segi budaya maupun ekonominya, pulau Madura baik Madura Barat dan Madura Timur memiliki kekhasan masing-masing. Oleh karena itu, bilamana dalam hal kesusastraan era zaman Mataram, setiap kali nama Madura disinggung dalam sastra Jawa, hampir selalu yang dimaksud adalah Madura Barat yang berhadapan langsung dengan Surabaya dan Gresik sehingga lebih banyak mendatangkan banyak keuntungan dan perkembangan ekonomi, politik, dan kebudayaan Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan pesisir. Selain itu pengaruh lingkungan sekitar merupakan salah satu unsur yang berpengaruh cukup penting dalam menentukan corak dan pola kehidupan di Madura. Hal ini dapat dilihat melalui perbedaan bahasa, tingkah laku, mata pencaharian, dan kepadatan penduduk.[5]
Kondisi Madura Barat yang berhadapan langsung dengan Surabaya dan Gresik menyebabkan corak dan pola kehidupannya sangat kasar dank keras. Berbeda dengan Madura Timur yang selain jauh dari Surabaya dan Gresik uga masih mendapat pengaruh pola kebudayaan dan kehidupan keratin pada masa lalu sehingga pola dan corak kehidupannya menjadi lebih halus.
Dalam perkembangan perekonomian, kedudukan Malaka sangatlah penting yang menjadi jalur silang antara Asia Timur dan Asia Barat, sedang laut Jawa yang merupakan jalur perdagangan antara selat Malaka-Maluku hingga sampai Persi. Tidak mengherankan jika era klasik pantai-pantai Madura terimbas olehnya karena Madura telah berperan dalam pengamanan rute pelayaran internasional karena banyak pedagang yang singgah di pelabuhan Kalianget. Oleh karena itu, pengaruh India-China relative di Madura Timur sangat kuat, lebih-lebih pola budaya dan perekonomian China. Hal ini dapat terlihat dari objek-objek bersejarah di Madura khususnya situs-situs makam Islam yang relative masih terkesan budaya praIslam mewarnai ragam hiasnya.[6]
Kondisi ini menunjukkan bahwa kehidupsn di Madura Timur sangat berkesan, karena perjalanan Hindu ke Islam tanpa mengalami gejolak yang berarti, saat ini pun peninggalan-peninggalan yang semi Hinduistis yang “terpahat” pada peninggalan Islam kuno relatif terpelihara, justru terjadi akulturasi serta asimilasi yang romantis kemudian melahirkan pola baru tipikal budayanya. Kondisi seperti ini dapat kita lihat pada situs makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura.
Adanya situs-situs makam Islam di Madura Timur yang relatif masih terkesan budaya praIslam mewarnai ragam hiasnya, membuat pemerintah daerah Pamekasan menjadikan situs-situs makam Islam tersebut sebagai daerah pariwisata. Hal ini dinilai dari keberadaan situs-situs makam Islam yang memiliki beranekaragam atraksi, baik merupakan atraksi keindahan alam, keagungan manifestasi kebudayaan, pusat perekonomian maupun kegiatan politik, lalu lintas, sehingga merupakan atraksi yang lengkap yng dalam keseluruhannyamerupakan daya tarik kuat bgi pelancong dari segala pelosok.[7]
Pelestarian benda-benda atau bangunan bersejarah sangat penting bagi upaya perenungan terhadap segala sesuatu di masa lampau. Hal ini akan selalu memberi inspirasi yang diperlukan untuk menggairahkan keikutsertaan dalam kegiatan pembangunan masa sekarang dan masa depan, karena itu adalah wajar bila setiap peninggalan sejarah dihargai, dipelihara sebaik-baiknya dan dilestarikan demi memantapkan kekokohan landasan yang diperlukan dalam menggalang kesadaran nasional sebagai pangkal dan ketahanan nasional.[8]
                        Pengembangan kepariwisataan untuk makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura ini sangat tepat kiranya dengan usaha pemerintah dalam menggalakkan pariwisata dan hal ini secara tegas tercantum dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1993 Bab IV tentang pariwisata. Dalam kegiatan pariwisata, objek wisata harus dikoordinasikan dengan suatu panduan penyajian objek wisata yang harmonis, menarik, dan mengagumkan.
B.     Batasan Masalah
Agar penulisan tidak meluas, maka perlu dilakukan pembhasan masalah yang menyangkut antara lain:
a.       Proses penemuan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
b.      Unsur-unsur budaya pada situs makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
c.       Makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai pengembangan objek wisata sajarah di kabupaten Pamekasan, Madura
C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang timbul dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses penemuan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
2.      Unsur-unsur budaya apa yang terdapat pada situs makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
3.      Dapatkah makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai pengembangan objek wisata sajarah di kabupaten Pamekasan, Madura

D.    Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui proses penemuan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
2.      Untuk mengetahui unsur-unsur budaya pada situs makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
3.      Sebagai upaya penjajakan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai pengembangan objek wisata sajarah di kabupaten Pamekasan, Madura

E.     Manfaat Penelitian
Agar penelitian tidak mendapatkan hasil yang sia-sia, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a.       Bagi masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan di atas, sehingga dapat dipakai sabagai bahan acuan serta masukan bagi pihak lain yang ingin mengadakan penelitian sejarah lebih lanjut
b.      Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dan menambah wawasan dalam bentuk karya ilmiah.

F.     Kajian Pustaka
Definisi pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain. Batasan-batasan tentang pariwisata seperti yang telah dijelaskan oleh salah satu ahli di luar negeri yaitu menurut pendapat Hans Buchi yang dikutip dari Oka A. Yoeti bahwa kepariwisataan adalah setiap peralihan tempt yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.[9]

G.    Metode Penelitian
Dalam penyusunan penelitin ini, penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang digunakan untuk mengungkap kembali kebenaran unsur-unsur budaya pada situs makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura, yang meliputi unsur budaya Islam, budaya praaksara, dan budaya klasik. Langkah pertama yang dilkukan adalah mengumpulkan sumber-sumber data secara heuristik. Sumber primer yang berhasil diperoleh, diantaranya: sumber visual (makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura) sebagai peninggalan situs sejarah.
Guna memperkuat sumber yang diperoleh, selain sumber visual yang diperoleh juga menggunakan sumber tradisi lisan, melalui penemu dari makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura pada tahun 2006. Selain itu juga diperlukan sumber-sumber kepustakaan melalui literatur yang dapat dilihat pada halaman daftar pustaka yang diperoleh dari perpustakaan Unesa, perpustakaan daerah Jawa Timur, data-data dan naskah serta laporan dari makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura.
Penulis melakukan kritik sumber yang kaitannya dengan komplek pemakaman Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai peninggalan sejarah, meliputi:
-          Sumber benda visual, komplek pemakaman Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
-          Sumber benda lisan, penemu makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura
Dari ketiga sumber yang diperoleh (visual, lisan dan tertulis) yang diperoleh di komplek pemakaman Ronggosukowati, Pamekasan, Madura, selanjutnya penulis melakukan interpretasi atau penafsiran yang mengusut hubungan antara fakta untuk menjelaskan aksplanasi sejarah.
            Untuk memahami arti simbolik makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura dalam sejarah dapat digunakan pendekatan sejarah secara arkeologi dan kronologi. Arkeologi dilihat dari bentuk bangunan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura yang terdapat beraneka ragam unsur budaya yaitu unsur budaya praaksara, unsur budaya klasik (Hindu-Budha), dan unsur budaya Islam. Sedangkan kronologinya, dilihat dari angka tahun yang terdapat pada batu nisan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura. Selain pendekatan sejarah dan pendidikan serta ekonomi sebagai ilmu social.
            Penuisan laporan merupakan kegiatan akhir dalam tahap penelitian ini setelah penulis melakukan serangkaian kegiatan penelitian mulai pengumpulan sumber, kritik sejarah, interpretasi selanjutnya masuk pada tahap penulisn laporan.
H.    Sistematika Penulisan
              Untuk mempermudah memahami perencanaan penelitian, maka di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Bab I        berisi tentang pendahuluan didalamnya membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BabII       berisi tentang tinjauan kabupaten Pamekasan, Madura meliputi sub pokok bahasan: tinjauan daerah Pamekasan (latar belakang sejarah kabupaten Pamekasan).
Bab III      berisi tentang makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura meliputi sub pokok bahasan penemuan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura, unsur-unsur budaya pada situs makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura dan posisi Pamekasan sebagai salah satu jalur perdagangan
Bab IV     berisi tentang pengembangan makam Islam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai objek wisata sejarah di kabupaten Pamekasan, meliputi sub pokok bahasan makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura (potensi makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai wisata sejarah dan kondisi makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura sebagai objek wisata sejarah), pengunjung wisata dan ziarah di makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura dan pengelolaan dan pelestarian makam Islam Ronggosukowati, Pamekasan, Madura.
            Bab V      Sebagai penutup, pada bab ini akan dijelaskan mengenai simpulan–simpulan hasil penelitian serta saran-saran yang membangun dan dilanjutkan dengan daftar pustaka, daftar foto/gambar, serta daftar lampiran.








DAFTAR PUSTAKA

Amin, Darori. 2000. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yoyakarta: Gama Media.
Harjoardoyo, R. Pinoto.  1965. Pararaton. Jakarta: Bhratara.
Heekeren. H. R. Van. 1955. Penghidupan dalam Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: PT. Soeroengan.
Jonge, Huub De. 1982. Madura dalam Empat Zaman, Perkembangan Ekonomi dan Islam, Suatu Studi Arkeologi Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia.
Kamandalu. 1983. Proyek Pemugaran dan Pemeliharan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Jakarta.
Kasdi, Aminuddin. 1996. Pengantar Studi Manusia dan Sejarah (Hubungan Timbal Balik Antara Faktor Lingkungan dan Peristiwa-peristiwa Sejarah). Unipress IKIP Surabaya.
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1992. Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Jakarta: Balai Pustaka.
Nyoman, S. Pandit. 1981. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta Pusat: Pratnya-Paramita.
Oka A. Yoeti. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.


[1] H. R. Van Heekeren, Penghidupan dalam Zaman Prasejarah di Indonesia, PT. Soeroengan, Jakarta, 1955, hal. 77
[2] Huub De Jonge, Madura dalam Empat Zaman, Perkembangan Ekonomi dan Islam, Suatu Studi Arkeologi Ekonomi, PT. Gramedia, Jakarta, 1982, hal. 3-4
[3] Abdurachman, Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Madura, Jakarta, 1991, hal. 14
[4] Abdurachman, op.cit, hal. 27
[5] Aminuddin Kasdi, Pengantar Studi Manusia dan Sejarah (Hubungan Timbal Balik Antara Faktor Lingkungan dan Peristiwa-peristiwa Sejarah), Unipress IKIP Surabaya, 1996, hal. 15
[6] Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid III, Balai Pustaka, 1992, hal. 29
[7] Nyoman, S. Pendit, Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, Pradnya-Paramita, Jakarta, 1981, hal. 61
[8] Kamandalu. Proyek Pemugaran dan Pemeliharan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Jakarta. 1983. Hal. 8-9

                [9] Oka A. Yoeti.. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung. 1985. Hal. 108

No comments:

Post a Comment