Monday, October 28, 2013

Predikal 'nakal'

Menjadi pendidik dan berinteraksi dengan anak-anak di negeri ini membuat saya belajar banyak hal, terutama tentang karakter anak juga 'keunikan-keunikan' mereka.
Apalagi khusus 'anak-anak perempuan saya' yang sebagian orang telah menganggapnya 'nakal'.
Sungguh menjadi tantangan tersendiri bagi saya sebagai 'emaknya'.
Hikmahnya adalah saya jadi terpacu untuk belajar banyak hal disamping parenting dan psikologi remaja.
Dari mereka saya juga belajar hal-hal baru yang belum atau tidak saya tahu sekalipun.
Saya juga bisa belajar untuk lebih 'peduli' dan lebih banyak mendengarkan, meski kadang-kadang muncul semacam perasaan bersalah karena belum bisa berbuat banyak hal untuk 'melayani dan membantu' mereka dengan baik dan tulus.
Mudah-mudahan saya tidak termasuk orang yang takut menghadapi perubahan dan malas beradaptasi pada hal-hal baru, tidak sanggup menerima kejutan dan tak mau membuka mata: bahwa tidak ada anak nakal; bahwa tidak ada cap, tak ada wadah, tak ada bentuk. Setiap orang, setiap anak unik dan indah.
Mengapa?
Karena Tuhan juga tidak seperti praduga kita.
Kita duga Tuhan hanya berbicara melalui keadaan damai dan suka, tapi Dia juga bicara lewat duka dan derita. Kita pikir Tuhan hanya bicara lewat gereja, masjid, pura, kelenteng, tapi Ia juga bicara melalui orang sesat.
Kita berharap mendengar Dia saat matahari terbit, namun Tuhan juga terdengar di dalam kegelapan pekat.
Kita berusaha mencariNya dalam kejadian-kejadian penuh kejayaan dan kemuliaan, padahal suaraNya lebih terdengar di masa-masa penuh kesulitan dan kesusahan.
Kita harus membiarkan Allah menjelaskan diriNya sendiri.
Kita juga harus memberi kesempatan kepada pasangan dan anak-anak (serta kawan, saudara dan tetangga) untuk menampilkan diri mereka apa adanya.



*terinspirasidariOpa :)

CIRI-CIRI ANAK BER-EQ RENDAH

  • Menyalahkan orang lain atas perasaan yang dialaminya.
  • Tidak bisa dan tidak biasa mengucapkan kalimat 3 kata yang dimulai dengan “Aku merasa...”
  • Tidak bisa memberitahu Anda mengapa perasaannya seperti saat itu. Kalau pun bisa, ia menyalahkan orang lain sebagai penyebab perasaannya itu.
  • Menghina, menyalahkan, memerintah, mengritik, menyela pembicaraan, menyalah-nyalahkan, menguliahi, menasehati dan menghakimi teman-temannya, bahkan Anda.
  • Melebih-lebihkan atau mengecilkan perasaannya.
  • Menyembunyikan informasi atau berbohong akan perasaannya (ketidakjujuran emosional)
  • Merasa tidak nyaman di dekat beberapa/banyak orang.
  • Melakukan perbuatan yang mencerminkan perasaannya, alih-alih mengucapkannya.
  • Tidak peka terhadap perasaan orang lain.
  • Tidak memiliki empati; tak memiliki kepedulian sosial.
  • Kaku, tidak fleksibel; membutuhkan aturan dan struktur untuk merasa aman.
  • Sulit menjalin keintiman perasaan.
  • Tidak menimbang perasaan orang lain sebelum bertindak.
  • Tidak menimbang perasaannya sendiri di masa mendatang, sebelum bertindak.
  • Kurang integritas, tipis nurani.
  • Menghindari tanggung jawab dengan mengatakan seperti “Apa yang harus kulakukan? Aku tak punya pilihan!”
  • Merasa tidak aman dan lebih sering membela diri; sulit mengakui kesalahan, mengungkapkan penyesalan atau minta maaf dengan tulus.
  • Seringkali memulai kalimat dengan “Aku pikir, kamu...”
  • Mengungkapkan “pesan kamu” yang diselimurkan sebagai “pesan aku merasa.” Sebagai contoh, “Aku merasa seperti kamu...”
  • Bersikap pesimis dan acap merasa dunia ini tidak adil terhadap dirinya.
  • Kerap merasa tidak mampu, kecewa, benci, sinis atau merasa menjadi korban.
  • Seorang pendengar yang buruk.
  • Menggunakan kecerdasannya untuk menghakimi dan mengritik orang lain tanpa menyadari bahwa ia merasa lebih hebat dan tak menyadari betapa tindakannya mempengaruhi perasaan orang lain.
Sumber: Dr. Dono Baswardono, AUSEC, MA, Ph.D

Sex Education for Children

Jika mendengar kata seks, banyak yang tidak setuju jika bahasan ini bisa diberikan kepada anak sejak dini. Tabu, mengajarkan anak hubungan bebas. Padahal bukan seperti itu. Dengan penjelasan orang tua, hal ini sangat baik daripada tahu dari teman atau sumber lain, yang belum tentu kebenarannya.

pendidikan seks, diajarkan sejak dini, bisa dilakukan dari cara paling sederhana. Kenalkan bagian vital anak kita dengan nama yang benar, tidak usah memakai nama alias (misalnya: dedem, burung, titit). Selama ini,  kita mengenalkan semua bagian tubuh, tetapi bagian alat vital sering kali terlewati. Padahal, dengan mengenalkan nama alat vital dengan nama sebenarnya kita mengajarkan bahwa semua bagian tubuh istimewa. Saat itu, kita sekaligus bisa menjelaskan siapa saja yang boleh menyentuh bagian itu, sehingga anak bisa belajar menjaga dirinya dari hal yang merugikan. Itu pelajaran paling dini, setelah itu anak bisa diajarkan perbedaan laki dan perempuan.

Sejak kapan kita bisa menjelaskan hal-hal lain pada anak selain yang sudah dipaparkan. Kita boleh melakukannya bila anak mulai bertanya. Pastikan jawaban kita sesuai dengan pemahaman anak. Misal, anak kita bertanya asalnya dari mana. Kita jangan langsung menjelaskan proses hamil dan kelahiran. Karena mungkin anak hanya butuh jawaban asal kita dari Surabaya. Jadi kita bisa bertanya balik pada anak maksud dari pertanyaannya, agar kita tahu sampai sejauh mana pemahaman anak terhadap apa yang ditanyakannya. Kuncinya, sediakan waktu untuk anak (jangan hanya menyisakan waktu). Jangan menampilkan muka panik ketika anak bertanya masalah yang menurut kita blm pantas. Tetap menjawab apa yang dtanyakan (khawatir dia malah tanya pada orang lain). Jika kita belum sanggup menjawab, jelaskan dengan jujur dan minta waktu untuk mencari info (ini pun kita harus jelas minta waktunya berapa lama, agar anak tidak berpikir kita berbohong).

Sejak dini pula kita bisa mengajarkan feminis bagi anak wanita dan maskulin pada anak pria. Ajarkan bahwa anak wanita harus bicara dengan lebih lembut. Mulai mengenalkan pakaian yang menutup aurat juga bisa mulai dikenalkan. Anak laki-laki diajarkan olah raga yang 'tangguh,' pakaian yang memang berwarna maskulin. Selain itu, berikan mainan yang sesuai. Proses wanita yang kelaki-lakian atau sebaliknya (sekarang banyak yang transgander) merupakan proses panjang. Dengan anak belajar feminim dan maskulin, anak akan menyadari keadaan diri sejak dini.

Pendidikan seks harus selalu dikaitkan dengan aqidah, ibadah dan akhlak. Banyak contoh yang dilakukan Rasullulah yang ternyata mengajarkan pendidikan sex sejak dini. Anak laki-laki dan perempuan mulai dipisahkan tidurnya diusia 7-10 tahun, anak mulai dikenalkan waktu kunjung kekamar orang tua, tidak bisa seenaknya masuk kamar sepanjang waktu (mencegah anak melihat hal tidak semestinya), diajarkan untuk menanamkan rasa malu (menjaga pandangan mata), dikenalkan mahramnya, diajarkan untuk tidak berdua-duaan, dan  etika berhias. Untuk anak perempuan, pada usia tertentu mulai diberi pengetahuan tentang haid dan anak laki-laki akan mengalami mimpi basah.

Yang paling penting, pendidikan seks itu lebih bagus jika diberikan dari orangtua. Setelah itu baru dari orang lain. Dalam memberikan pendidikan seks tidak boleh dalam keadaan formal, tapi diberikan ketika anak bertanya. Dan diberikan dengan contoh yang ada di sekeliling kita. Pendidikan seks itu harus diberikan ketika anak-anak berada pada usia mulai sekolah.

BILA ANAK SUSAH MAKAN

Paling pusing kalau dapat pertanyaan seperti ini. Karena pertanyaan yang terdiri dari 7 kata itu, jawabannya bisa satu buku textbook sendiri. Dan waktu konsultasi yang cuma 10-15 menit kadang kurang itu belum tentu bisa memenuhi keingintahuan orangtua kenapa anaknya susah makan. Ekspektasi orangtua biasanya cuma satu,”Dok,kasih vitamin yang paling bagus ya, supaya nafsu makannya ada.” Duh, dokternya tambah puyeng kalau begini. Diberikan kok sepertinya juga tidak sepenuhnya benar, tidak diberi orangtuanya kecewa. Kesimpulannya, ya tetap harus ada penjelasan kepada orangtua. Anak susah makan bukan vitamin jawabannya, Bunda. Banyaaaaak sekali penyebab mengapa anak susah makan dan berat badannya tidak naik, sehingga yang perlu kita cari tahu adalah akar permasalahannya.

Kadang keluhan orangtua ini tidak cocok dengan kondisi status gizi anaknya. Bundanya mengeluh anaknya sulit makan, tetapi status gizi anaknya baik. Usut diusut ternyata si anak bukan susah makan, tapi dia terlalu banyak ngemil dan minum susu sehingga saat makan tiba, dia sudah kenyang.

Berikut saya coba membahas secara sekilas mengapa anak “susah makan”
Perkembangan ketrampilan makan anak itu sudah dimulai sejak lahir. Insting bayi baru lahir untuk “makan” sudah ada terbukti dengan kemampuannya mencari puting susu ibunya saat inisiasi menyusu dini. Ketrampilan makan ini akan berkembang pesat pada usia 6 – 9 bulan dan berlangsung terus sampai usia 3 tahun. Dengan demikian usia tersebut merupakan fase kritis untuk melatih anak makan dengan baik. Kesalahan yang terjadi pada usia ini dapat menetap bertahun-tahun lamanya dan berdampak pada status gizi anak. ASI eksklusif (ASIX) merupakan awal yang baik untuk dasar pemberian makan. Anak yang mendapat ASIX cenderung lebih mudah mentolerir pemberian makanan padat dibanding bayi yang mendapat susu formula. Memberi makan pada bayi yang baru mengenal makanan padat tentu berbeda. Judulnya saja belajar, jadi tidak harus selalu berhasil pada setiap pemberian makan. Prinsipnya hanya mengenalkan makanan padat, tidak ada target sang bayi harus menghabiskan kuantitas makanannya. Makanan utama bayi kurang dari satu tahun kan cuma susu.

Syarat mengenalkan makanan adalah satu bahan setiap kali mengenalkan jenis makanan baru selama beberapa hari (biasanya 4-5 hari). Budaya ortu sebaliknya, mencampur seluruh isi lemari es dan memblendernya jadi satu. Alasannya supaya si anak tidak kurang gizi. Jangan takut anak kekurangan gizi, tidak akan karena memang makanan utamanya masih susu kok. Justru karena itulah, Bunda bisa lebih leluasa mencoba-coba makanan pada si kecil di usia sampai 1 tahun ini tanpa takut kekurangan gizi. Kelebihan mencoba makanan dengan cara ini selain untuk melihat respon alergi anak, juga melatih anak mengenal semua rasa. Mulai dari sayur yang getir sampai ikan yang amis, sehingga anak tidak menjadi anak yang pilih-pilih makanan setelah lebih besar nanti.

Secara umum, ada tiga hal utama penyebab kesulitan makan pada anak:
1. Faktor organik
Yaitu apabila kesulitan makan memang disebabkan karena ada kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis dari tubuh si anak. Seperti ada infeksi akut (radang tenggorokan, flu, diare, radang lambung),infeksi kronis (umumnya tuberkulosis atau infeksi saluran kemih asimptomatis). Kelainan bawaan juga bisa menyebabkan hal ini, seperti misalnya sumbing bibir dan langit-langit mulut. Gangguan persyarafan juga sangat mempengaruhi kemampuan makan anak, seperti bila si anak memiliki kondisi lumpuh otak (cerebral palsy) atau sindrom-sindrom terkait bawaan genetik. Kelainan bawaan dari lahir seperti penyakit jantung bawaan atau laringomalasia (tulang rawan daerah saluran nafas atas belum sempurna) juga sangat berperan dalam kesulitan makan, terkait besarnya usaha yang dikeluarkan anak untuk mengisap, mengunyah atau menelan makanan. Kelainan fungsi seperti refluks lambung juga sering menyebabkan kesulitan makan. Gangguan di rongga mulut, seperti sedang tumbuh gigi, sariawan atau banyaknya gigi yang bolong juga harus dievaluasi. Biasanya bila seorang anak mengalami kesulitan makan akibat gangguan organik, maka akan terlihat pada berat badannya yang tidak ideal.

2. Faktor psikologis
Terkadang faktor ini terabaikan oleh ibu, pengasuh atau bahkan dokternya. Kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan dan sekitarnya di usia 6 bulan mulai berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada usia prasekolah. Anak mulai belajar tentang konsep diri sebagai pribadi dan terkadang sangat ingin menunjukkan pada orang lain tentang kemandiriannya dan menentang dominasi orangtua. Bentuknya dapat sebagai penolakan (negativistic) bila diberi makan. Solusi yang cukup mudah, biarkan si anak makan sendiri. Berantakan? Ah, bisa dibersihkan kok.
Gangguan cemas perpisahan pun dapat memicu kesulitan makan, karena secara psikis anak tidak merasa kenyamanan yang biasa ia rasakan. Bunda, bayi pun bisa stres lho, manifestasinya terkadang menolak makan. Anak pun sedang gemar melakukan eksplorasi lingkungan dan akan menganggap bahwa makan sebagai ‘perusak’ kegiatan yang mengasyikan (apalagi kalau mamanya memberi makan dengan mata melotot dan tangan di pinggang ;D). Nah ini juga penting nya membuat lingkungan dan suasana makan si anak menyenangkan. Mencari perhatian pun sering dilakukan si anak dengan menolak makan. Apalagi kalau bundanya bekerja dan setiap hari biasa makan dengan pengasuh.

3. Faktor makanan
Poin terakhir ini juga tidak boleh dilupakan, justru kadang menjadi penyebab utama. Sekarang Bunda, coba tanya diri sendiri, apakah kalau makanan tidak enak rasanya, kita nafsu memakannya? Hhhm, pasti jawabnya tidak,kan? Lha, anak juga begitu! Jadi coba lihat lagi menu makanan yang kita berikan pada si anak. Jangan-jangan anak bosan makan dengan menu yang itu-itu saja. Mengetes anak kita tidak suka makan atau memang sulit makan gampang kok, Bun. Lihat saja, kalau di ajak makan di resto fast food, tiba-tiba dia jadi doyan makan, berarti ya memang dia bosan atau kurang suka masakan bundanya. Solusinya memang Bunda harus memperkaya wacana resep masakan supaya makanan si kecil bervarisi.

Terkadang Bunda mengeluh, anaknya tidak mau makan nasi, maunya makan mie. Lho, mie kan sumber karbohidrat juga. Kita terbiasa makan nasi karena budaya kita seperti ini. Orang Italia makanan utamanya pasta, orang Papua makanan utamanya sagu, beberapa suku di Afrika makan jagung dan umbi, sebagian besar orang Eropa dan Amerika makan roti sebagai sumber karbohidrat. Jadi tidak apa anak makan mie, selama pola makannya seimbang.
Minum susu terlalu banyak juga sering jadi biang kerok anak tidak mau makan. Minum susu berlebihan memang membuat berat badan si anak meningkat, tapi apakah gizinya seimbang? Jelas tidak! Mana seratnya? Hhmm, bisa-bisa malah si kecil datang lagi karena sembelit. Lagipula setelah satu tahun, anak cuma perlu susu sekitar 400ml per hari kok. Jadi ngga usah mendewakan susu ya, Bun? Usus orang Asia pun sebenarnya tidak didesain menjadi peminum susu seperti orang bule.
Mengemil terlalu banyak pun membuat anak tidak mau makan. Memang camilan bentuknya kecil-kecil dan imut-imut, tapi coba lihat isinya,deh. Hhm, tepung, coklat, susu, kacang, keju, hitung sudah berapa kalori tuh? Banyak lho, bun, jelas saja anaknya kenyang. Jadi upayakan memberi snack kurang lebih dua jam sebelum waktu makan ya? Mau snack yang lebih sehat lagi? Silahkan beri buah-buahan, Bunda.

Kira-kira seperti itu yang akan dievaluasi oleh seorang dokter pada anak dengan keluhan susah makan. Terkadang dokter pun membutuhkan beberapa pemeriksaan tambahan untuk menyingkirkan kelainan yang mungkin mendasari. Jadi vitamin bukan jawaban untuk anak yang tidak mau makan. Pemberian vitamin boleh diberikan selama ada indikasi seorang anak memang mengalami kekurangan vitamin tertentu. Semoga tulisan saya dapat memberi sedikit pencerahan terhadap Bunda yang anaknya susah makan.

(Rini Purwanti - PPDS IKA FKUI/RSCM)
dilangsir dari Group facebook: Room for Children 

MISTERI TOSAN AJI PUSAKA RAJA-RAJA BANJAR

Kebudayaan merupakan suatu bentuk ekspresi yang muncul dari dalam diri sendiri dan masyarakat pendukungnya baik yang disengaja ataupun tidak disengaja yang bersifat sakral (suci) ataupun profan (duniawi) yang terkandung nilai-nilai luhur di dalamnya. Suatu hasil karya seni budaya sendiri dapat dipahami melalui keakraban terhadap tata nilai yang terkandung di dalamnya. Wujud kebudayaan bermacam-macam, salah satunya adalah keris.

Keris adalah benda seni yang meliputi seni tempa, seni ukir, seni pahat, seni bentuk, serta seni perlambang. Pembuatannya disertai dengan doa-doa tertentu, berbagai mantra, upacara dan sesaji khusus. Doa pertama empu pembuat keris adalah kepada Tuhan agar keris buatannya tidak mencelakakan pemiliknya maupun orang lain. Doa-doa tersebut pada masa Majapahit juga diikuti oleh tapa brata dan lelaku, antara lain: tidak tidur, tidak makan, tidak menyentuh lawan jenis pada saat-saat tertentu.

Keris digunakan untuk mempertahankan diri (misalnya sewaktu bersilat) dan sebagai alat kebesaran diraja. Pusaka dari tanah Kalimantan umumnya digunakan untuk sebagai pelindung diri, sebagai benteng pertahanan dari serangan berbagai lawan yang menyerang. Pusaka dari tanah Kalimantan biasanya juga didesain dengan permukaan yang panjang dan tajam guna melindungi diri dan menang dalam pertempuran. Karena pusakanya memang merupakan pusaka yang unik dan berbeda yang didesain untuk pertahanan dan menyerang di kala genting.

Ada juga pusaka keris tertentu yang juga berasal dari tanah Kalimantan. Pusaka keris ini bentuknya tidak terlalu memunyai banyak luk, namun tetap tajam dan mengagumkan. Keris seperti ini juga memunyai sejarah tersendiri pada saat awal kemunculannya. Penduduk Kalimantan adalah penduduk yang sangat menghargai segala macam seni budaya dan tradisi nenek moyangnya. Mereka akan merawat dan menjaga apapun itu termasuk pusaka dengan sangat amat baik dan benar.

Pusaka dari tanah Kalimantan ini biasanya disimpan saja di dalam rumah dan hanya akan dikeluarkan pada saat-saat tertentu saja. Pusaka ini biasanya akan diikut sertakan dalam berbagai kegiatan tradisi dan budaya yang sangat kental khas Kalimantan atau berbagai ritual yang berkaitan dengan kebudayaan Kalimantan. Senjata ini biasanya juga digunakan sebagai pelengkap pakaian saja sebagai simbol dan identitas diri dari mereka penduduk yang benar-benar memunyai darah keturunan Kalimantan.

Tosan aji[1] bisa menimbulkan rasa keberanian yang luar biasa kepada pemilik atau pembawanya. Orang menyebut itu sebagai piyandel, penambah kepercayaan diri, bahkan keris pusaka atau tombak pusaka yang diberikan oleh Sang Raja terhadap bangsawan Karaton itu mengandung kepercayaan Sang Raja terhadap bangsawan unggulan itu. Namun manakala kepercayaan sang Raja itu dirusak oleh perilaku buruk sang adipati yang diberi keris tersebut, maka keris pusaka pemberian itu akan ditarik/diminta kembali oleh sang Raja.

Ada dua versi folklor atau cerita rakyat yang mengatakan tentang misteri tosan aji pusaka pertama kerajaan Banjar. Versi pertama merupakan kisah hasil pertarungan Raden Putra dengan naga suruhan Putri Junjung Buih. Dikisahkan di kerajaan Majapahit, terdapat seorang Ratu pertapa bernama Bhre Kahuripan atau dikenal dengan Tribuana Tunggadewi. Pada suatu hari ketika bertapa, ia mendapatkan seorang anak laki-laki yang seluruh tubuhnya terbungkus semacam kulit yang tipis. Pada saat itulah ia mendengar suara yang mengatakan bahwa bungkusan anak kecil itu tidak boleh diganggu, namun dipelihara saja dengan sebaik-baiknya karena kelak keberadaannya akan menjadikan Majapahit menjadi negara yang makmur. Anak itu, akhirnya tumbuh sehat dan diberi nama Raden Putra[2].

Sementara pada suatu malam, Lambung Mangkurat bermimpi bertemu ayahnya yang memintanya untuk pergi ke Majapahit untuk meminang Raden Putra sebagai suami putri Junjung Buih. Maka, berangkatlah Lambung Mangkurat bersama Wiramartas, Patih Pasi. Patih Baras, Patih Luhu Puspawana, dan Wangsanala menggunakan kapal Si Prabayaksa.

Sesampai di Majapahit, Lambung Mangkurat disambut dengan penuh penghormatan dan diizinkan untuk membawa Raden Putra. Sebelum kembali ke Negara Dipa, Ratu Majapahit membrikan dua buah payung agung, dua payung kertas, dua bedil cacorong, sebilah keris Jaga Pitirun, gamelan Si Rarasati, Babande Si Macan, dan Si Patuk Mundarang.

Ketika dalam perjalanan pulang, Si Prabayaksa karam di Pandamaran dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. Raden Putra mengatakan bahwa yang menjadi penghalang kapal mereka adalah naga bawa Putri Junjung Buih. Raden Putra kemudian terjun ke laut untuk melawan naga. Pertarungan tersebut berlangsung di dalam laut selama delapan hari delapan malam. Di hari kesembilan, muncullah Raden Putra ke permukaan laut sambil berdiri di atas sambil berdir di atas gong[3] dengan wajah yang bersinar dan bersenjatakan keris Naga Salira.

Versi kedua berdasarkan kisah yang diceritakan dalam Tutur Candi. Dikisahkan bahwa Rada tradisional Nagara Dipa hanya memakai ‘laug’ (dastar) sutera merah bermanik-manik emas dan permata. Dalam mitologi disebutkan Raja menerima mahkota yang diturunkan dari kayangan. Perhiasan lainnya ialah kilat bahu, samban emas bermata intan, dan gelang berukir Naga Salira. Di pinggang sebelah kiri agak ke belakang terpancang keris pusaka tempat menyangkutkan ‘kemban’ (selempang) berwarna merah pula. Disamping warna-warna tersebut, maka warna hijau dan kuning emas adalah khusus untuk Putra atau Putri Mahkota.”

Berdasarkan dua versi kisah tersebut, keris Naga Salira dianggap merupakan tosan aji pusaka pertama raja Banjar. Keris Naga Salira ini dikisahkan memiliki lima luk atau keluk sebagaimana tosan aji pertama yang dimiliki kerajaan-kerajaan di Jawa pada umumnya.

Adapun kisah misteri mengenai asal-usul Putri Junjung Buih[4] dan Raden Putra juga memiliki banyak versi. Awal kisah menceritakan dua orang bersaudara yang bernama Bujang Bengkung dan Dara Dondang. Kedua kaka beradik tersebut saling memberikan perhatian dan pada akhirnya melakukan hubungan layaknya seperti sepasang suami isteri. Hasil dari hubungan tersebut melahirkan keturunan dan memunyai anak berjumlah tujuh orang, diantara anak salah satu anak mereka yang paling menonjol sifat dan kepribadian dengan wajah yang cantik ialah yang bernama Dayang Putung alias Junjung Buih.

Beberapa versi tentang cerita putri Junjung Buih, seperti Putung Kempat di daerah Sepauk yang dihayutkan ke dalam piring besar. Dayang Putung putri Junjung Buih yang dihayutkan dengan rakit pisang di daerah gunung Kujau. Putri Junjung Buih Ketapang dari hulu sungai Keriau terdampar disungai yang banyak tumbuh daun kumpai di sungai Pawan dan Junjung Buih Sepauk terdampar di Aji Melayu.

Kisah yang menarik ketika kedatangan rombongan Prabu Jaya dari kerajaan Majapahit. Prabu Jaya memunyai tujuh bersaudara, enam saudaranya berniat jahat dengan Prabu jaya memberikan racun ke dalam makanan, akibat dari racun tersebut Prabu jaya menderita penyakit kulit gatal-gatal. Atas laporan saudara-saudaranya maka Prabu Jaya diasingkan keluar dari kerajaan berlayar mencari tempat yang baik bagi kehidupannya, sampailah ia pada suatu tempat yang kini bernama kuala Kandang Kerbau, disungai inilah kapal berlabuh. Kegemaran prabu Jaya salah satunya suka menjala, pada saat menjala, jalanya tersangkut, Prabu Jaya turun ke dalam sungai, seketika itu kulitnya dijilat oleh ikan paten, belang ulim. Sampai di atas darat ia menemukan sebuah gondam yang berisikan rambut panjang tersangkut di dalam jalanya. Dengan niat yang baik Prabu jaya mencari pemilik rambut panjang tersebut, dengan menyelusuri sungai yang bayak tumbuh daun kumpai.

Sampailah ia pada suatu tempat kediaman Ranga Sentap, seketika itu ia melihat seorang wanita yang berada di dalam buih yang banyak, seorang wanita bisa berada di dalam gumpalan buih. Prabu Jaya melihat bahwa wanita itu juga memunyai penyakit yang sama seperti dirinya, dipangilnya ikan paten dan ulin belang untuk menjilat penyakitnya, maka sembuhlah Dayang Putung dan berubah menjadi nama Junjung Buih.

Prabu Jaya mendatangi kediaman Ranga Sentap yang bernama Siak Bahulun Raja Ulu Air untuk mempersunting Junjung Buih dengan beberapa syarat antara lain; Kalung emas, Perahu panjang tujuh depak laki-laki perempuan. Gamelan dan beberapa gong. Hasil dari perkawinannya melahirkan anak keturunan yang bernama : (1). Pangeran Prabu yang bergelar Raja Baparung di daerah Sukadana; (2). Gusti Lekar diangkat dikerajaan Meliau, dan (3). Pangeran Mancar menjadi Raja pada kerajaan Tayan.

Dari cerita rakyat yang berkembang, bahwa keturunan Prabu Jaya dan Putri Junjung Buih tidak akan memakan ikan paten dan ikan ulin belang, karena ikat tersebutlah yang membantu kesembuhan penyakit nenek moyang mereka.

Sampai saat ini belum banyak yang membahas misteri tentang tosan aji pusaka pertama Raja-Raja Banjar. Tosan aji pusaka pertama baik di kerajaan Banjar atau kerajaan-kerajaan lainnya pada umumnya tidak ada yang tahu pasti bagaimana rupa dan bentuknya. Meskipun banyak berbagai versi mengimajinasikan dan mengatakan keberadaannya. Sebagian besar orang mengatakan tosan aji pusaka pertama tersebut disimpan di keraton Yogyakarta, namun hal ini sampai sekarang pun masih merupakan sebuah misteri.


[1] Tosan aji merupakan senjata pusaka seperti tombak dan keris yang terbuat dari besi.
[2] Raden Putra atau Rahadyan Putra di kenal pula dengan nama Raden Aria gegombak Janggala Raja dengan gelar anumerta MahaRaja Suryanata (perwujudan dewa Matahari), suami Putri Junjung Buih yang dilamarkan dari Majapahit dengan persembahan 10 biji intan.
[3] Gong ini bernama Si Raden Pamanah atau disebut juga Gong Manah.
[4] Putri Junjung Buih memiliki nama lain, yaitu Raden Galuh Ciptasari, Putri Ratna Janggala Kadiri, dan Bhree Tanjungpura.

Monday, July 22, 2013

New Mom edisi Anak Common Cold

hahai saya busui baby Ahza saat ini 4m22d
biasanya babyku sehat dan ceria,,
namun beberapa hari terakhir karena sedang pancaroba ia pun tak luput dari serangan common cold,,
semua terjadi begitu saja pada minggu, 21 Juli 2013,,
tiba-tiba saja hidungnya meler mungkin kepalanya pusing jadi seharian itu rewel sekali,,
nangis sampe kejer juga parahnya sampe gak mau nenen asix hiks :'(
saya tidak tahu apa penyebabnya, entah karena memang ia malas karena badan serba gak enak,, atau karena mencium aroma tubuh saya yg lain dari biasanya,, kisahnya saya hasbi luluran pagi itu pake aroma buah zaitun hehehe saya pake masker juga sih jadi terkesan seperti montres kali yah :D :P
saya bingung panik dan pikiran gak karu-karuan karena saya juga mengalami hal yg sama,,
saya sudah minum obat, lalu sounding, dan skin to skin,, serta minum air putih banyak,,
sengaja tidak puasa demi anak,,
keadaan membaik ketika hari mulai cerah dan dia bisa tidur siang,, fiuuh

berikutnya setelah mandi sore dan ia sudah mandi keadaan better lah,, baby Ahza mulai ceria lagi senyum, ngoceh, ketawa, menjerit, loncat2 pokoknya seneng deh ngeliatnya,, sudah mau nenen juga :')
malamnya kami tidur biasa, normal dan berjalan sempurna,,
padahal dalam hati sy takut kalo hidungnya buntu dia akan rewel lagi karena susah nafas,,
di rumah sy tidak sedia penyedot ingus, sy pribadi tidak berani menyedotnya,, bukan karena jijik tapi lebih karena tidak tahu tekniknya,, dari pada berabe kan, nahloh
tiba-tiba pascasahur nafasnya grok-grok dan mulai rewel nangis seperti minggu pagi,,
kepala saya juga gleyingan T_T sepertinya ini hidung satunya sedang menyamakan 'kedudukan'
sudah deh rame banget di pagi buta dede nangis sampe sesenggukan,,
sy sudah lakukan lagi semua treadment sebelumnya itu tapi nihil,,
akhirnya kepikiran untuk nguapin baby Ahza,,
nekad karena tidak tahu caranya saya didihkan saja air lalu saya letakkan di baskom,,
sambil nenen saya letakkan air mendidih di baskom dekat kami sebisa mungkin uaonya ngena ke dede
sambil coba gugling akhirnya nemu beberapa tips,, lalu sy teteskan beberapa minyak kayu putih,,
dan tarrraaaaaa berhasil,, sambil sounding sih,, baby Ahza mulai zaman sambil nenen pelan-pelan tertidur dalam pelukan saya dan tidur sampe airnya dingin,,
nafasnya sudah normal kembali,, Alhamdulillaah,,
berikutnya ia mandi, mamam, dan berjemur bersama Utinya sementara saya prepare bekerja :))

semoga bermanfaat ^_^
sehat selalu yah sayang 'LOVE YOU'


Thursday, July 18, 2013

Managemen Marah



Ulah anak2 kadang menguji batas emosi kita.utk itu sebisa mgkn kt lakukan anger management.

dlm manajemen marah,ada 4 tahap:
1. persiapan marah
tahap ini tampak gejala fisik,spt dada berdebar dan wajah memanas.kt harus berupaya melakukan time out.tujuannya agar emosi tdk tersalur refleks.kt jg dpt berpikir manfaat & mudarat dr marah tsb.

2.menetapkan kadar emosi
kt msh tetap perlu marah?jd pastikan kt melakukannya dgn tekad menahan emosi.krn kadar emosi yg tinggi akan memperburuk kondisi.

3.menetapkan target marah
ini dilakukan agar jgn sampai kadar marah berlebihan & terlalu lama waktunya.target marah ini hny sampai tercapainya efek jera pd anak

4.menentukan teknik marah
-marah tnp emosi & tetap dgn kesabaran adl cara terbaik
-mendiamkan,tdk mengacuhkan/mengabaikan anak tp tetap mengawasi
-berdzikir,wudhu/solat sunah 2 rakaat (bg yg muslim)
-marah dgn kalimat positif (tetap menjaga ucapan)
-waktu marah sebaiknya singkat

sumber:nakita