Wednesday, June 27, 2012

Pendaftaran SM3T Baru

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan kembali merekrut calon peserta Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Pendaftaran akan dibuka secara online mulai 8 Juli hingga 21 Juli 2012. SM-3T merupakan bagian dari program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang diprakarsai oleh Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Kemdikbud. Dalam program ini, para sarjana pendidikan direkrut, dipersiapkan, dan diterjunkan di wilayah pengabdian. Selain mengajar, mereka juga melakukan kegiatan kemasyarakatan.
Tahun ini, wilayah pengabdian meliputi sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua. “Selama mengabdi, setiap bulan mereka akan mendapatkan uang biaya hidup dan asuransi kesehatan. Setelah setahun mengabdi, mereka akan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan beasiswa penuh dari pemerintah,” ungkap Abdurrahman, Ketua PPG Unnes.
Dikemukakan oleh Abdurrahman, tahun ini bersama 16 lembaga pendidiksn tenaga kependidikan (LPTK) lainnya Unnes kembali dipercaya untuk merekrut, membekali, menerjunkan peserta SM-3T, dan menyelenggarakan PPG untuk mereka.
“Berbeda dari tahun lalu, tahun ini pendaftaran dilakukan secara online di laman ksg.dikti.go.id/majubersama. Pada saat pendaftaran nanti, peserta cukup mengisis formulir yang disediakan serta mengunggah file ijazah dan foto,” kata Abdurrahman.
Tahapan berikutnya setelah pendaftaran, ungkap Abdurrahman, adalah seleksi administrasi pada 23-25 Juli, pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online (26-27 Juli), tes secara online (1-4 Agustus), pengumuman hasil tes online dan jadwal wawancara (10 Agustus), wawancara (2-6 September), dan pengumuman hasil seleksi pada 15 September 2012.
Persyaratan
Apa saja syarat pendaftar SM-3T? Beberapa syarat antara lain (1) warga negara Indonesia, (2) usia maksimum 28 tahun per 31 Desember 2012, (3) lulusan program studi kependidikan S-1 empat tahun terakhir (2009, 2010, 2011, 2012) dari program studi terakreditasi (kecuali PGPAUD minimal sudah memiliki izin operasional) yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dan (4) IPK minimal 3,0.
Selain itu, (5) berbadan sehat, (6) bebas narkotik,  (7) berkelakuan baik, (8) mendapatkan izin orangtua/wali, (9) belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai. Peserta juga diutamakan yang memiliki pengalaman organisasi kemahasiswaan.

Sumber: unnes.ac.id 

Friday, June 8, 2012

Inlander

Dalam sejarah kolonial mungkin hanya penguasa kolonial Belanda yang membatasi penggunaan "bahasa penjajah" oleh orang pribumi. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa kita, 17 tahun sebelum merdeka, sudah punya bahasa sendiri; tak sama dengan negara-negara tetangga seperti India, Malaysia, Filipina, atau Kamboja yang sampai hari ini memakai "bahasa penjajah". Bahasa Melayu, yang merupakan dasar dari bahasa Indonesia kini, dikuasai oleh lebih banyak orang, terutama golongan terpelajar. Pada akhir 1925 saja tercatat ada sekitar 200 surat kabar di Hindia Belanda yang memakai bahasa Melayu. Bandingkan dengan sensus tahun 1930 yang melaporkan hanya 0,3 persen dari orang pribumi (penduduk pribumi ini merupakan 97 persen dari seluruh populasi penduduk Hindia-Belanda pada waktu itu) yang bisa berbahasa Belanda. Tampaknya ada politik pemisahan (apartheid, kata dalam bahasa Belanda ini tak pernah dipakai oleh pemerintah Hindia-Belanda melainkan lebih dikenal di Afrika Selatan): bahasa yang dipakai oleh kaum nederlanders tak boleh diucapkan oleh mulut kaum inlanders yang bau durian atau petai itu..

Thursday, June 7, 2012

"Science without religion is blind, religion without science is lame."


Kutipan itu, sebagaimana kita tahu, adalah milik Einstein. Tapi kenapa ia dituduh atheis? Ia, yang mengibaratkan akal (sains) tanpa bimbingan agama adalah seperti orang buta, justru tak berpikir sejalan dengan Alkitab. Lantas, apa yang ia sebut dengan agama? Sejak kecil ia hidup dengan "dua agama": agama Yahudi yang ia warisi sebagai agama leluhurnya, namun ia juga mempelajari agama Katholik. Ia membaca Talmud (Taurat) dan Injil. Namun, baik oleh kalangan pemuka Yahudi maupun pendeta Katholik, ia dianggap sebagai suara yang mengganggu karena mengingkari kitab suci. Tapi benarkah ia telah ingkar? Ajaran yang manakah yang diingkarinya? Suaranya sangat mengganggu ketika ia mempertanyakan konsepsi pihak Gereja tentang Tuhan yang personal dan anthropomorfik (Tuhan yang berbuat seolah-olah manusia berbuat, menghukum sebagaimana manusia menghukum), yang tak masuk akal baginya. Konsepsi ketuhanan semacam ini alih-alih menjadikan agama sebagai sarana pencarian spiritualitas melalui imajinasi kreatif, justru menjadikan Tuhan sebagai fakta obyektif yang dapat dipersepsi, tentu saja persepsi Gereja sebagai pemegang otoritas keagamaan. Einstein justru mengkhawatirkan indoktrinasi yang tidak memberi ruang bagi penalaran ini akan membuat agama menjadi lumpuh..

*UW

Monday, June 4, 2012

Aida Dekking met Robot Teams Unesa

Bersama panitia Kontes Robot tingkat pelajar
Liputan Robot Perdana di Universitas Gadjah Mada (2009)
Tim Robot Unesa dalam juara I kategori KRCI Battle
Seleksi Regional IV Kontes Robot Indonesia di ITS, Surabaya


With D'Louph 'Humas Unesa'

Kerstmis 2010 in Grand City Surabaya
Tommy 'Faiz', Ayu, Aida, Sule, Iputz, en Lucia
Karaoke in Happy Puppy
Holiday in Jatim Park II
Holiday in Museum Satwa, Batu
Pose ala Kabinet :D
Liputan Logo baru Unesa di Hotel Purnama, Batu

Mijn Studenten bij SMAN 16 Surabaya

Teaching Practice in 'Skater Asik' XII-IA6
Farewell Party w/ 'Germo Mlarat' XII-IA5 in Villa Batu, Malang
Holiday in Bali
Togetherness *hugs (Niluh, Erga, Deni, Engkong 'Rinaldy', Emon, Teky, Pingky, Reza, Cholif, Nenek, Licyi, Khoirul, Tania, Nurul, Black, Irham, Dananti, Suci, Findi, Najwa, Ifa, Shintia, Chika, Zu, Satria, etc)
Agung, Raka, Didik, Ikhsan, en Robin in action
XI-IS 1 Sixteen (Dinda, Sisca, Maria, Yukeiko, Keumala, Rena, Kiki, Danu, Fachri, etc)

Aida in Verschillende Poses

Wawancara Bang Anies Baswedan saat launching 'Indonesia Mengajar' di Unesa (2011)
Wawancara Prof. Nuh, DEA dalam Pembahasan RSBI di Hotel Wquator Surabaya (2011)

GIBS Building

female Dormitory (2011, November )
Academic Building (2011, November)
Maintenance Building
GIBS on Sunday 'Smoky'

Sunday, June 3, 2012

Debu Frenz

Bang Saleem w/ Debu Frez (Kakek 'Angga', Nanda, Bang Andry, Nindi, dan Bu Neg 'Ika'
Bang Mustafa, Mbak Sari, Bunda Ning, Dinda, en Bang Saleem
Abel, Bang Saleem, nanda, Zahra, en Eka

Friday, June 1, 2012

Saya ingin Mengajar Sejarah

Saya ingin menjadi guru sejarah

Jika sampai kelak, saya tetap menjadi guru, saya hanya ingin fokus mengajar sejarah. Agar anak-anak Indonesia kelak tidak lupa dan buta terhadap sejarahnya sendiri. Sehingga tau persis bagaimana dan untuk apa bangsa ini dulu didirikan dengan susah payah oleh para founding father kita.

Saya ingin mengajar sejarah, agar kelak film-film yang kita hasilkan bukan film-film murahan, atau film sejarah yang konyol, tapi film yang berkarakter dan memiliki pesan-pesan moral yang jelas.

Saya ingin mengajar sejarah, agar kelak generasi muda kita lebih bangga terhadap negeri ini dan segala apapun yang berbau Indonesia. Bukannya membanggakan asing seperti mayoritas yang terjadi belakangan.

Saya ingin mengajar sejarah,agar kelak anak-anak muda Indonesia tau siapa itu Sukarno, Hatta, Tan Malaka, Sjahrir, Suharto, Sudomo, Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, Diponegoro, Imam Bonjol dan lain-lain.

Saya ingin mengajar sejarah, agar kelak anak-anak muda kita dapat meneladani bagaimana jepang, amerika serikat,cina, rusia,israel, inggris, belanda dan singapore sekarang ini dapat tumbuh menjadi negara yang besar dan berpengaruh.

Saya ingin mengajar sejarah, agar kelak generasi muda Indonesia dapat mengerti benar apa itu nasionalisme, sehingga dapat membawa bangsa ini keluar dari keruwetan yang diciptakannya sendiri.

Terlebih dari semua itu, saya ingin mengajar sejarah kepada anak-anak Indonesia, bukan saja untuk mengajar masa lalu, tapi untuk memberi gambaran bagaimana masa lalu dan bagaimana kita mesti hidup di masa depan.

Saya ingin menjadi guru sejarah
 
(EY)