Thursday, January 20, 2011

Dear oun secret,,

Selalu menarik mengenangmu bersama kisah kita dan apapun yang pernah kita lewati dulu. Begitu banyak kebetulan dan ketidaksengajaan yang mewarnainya. Setiap kisah begitu berarti dan tak satupun sayang untuk dilewatkan. Aku masih suka mengenangmu, di sela-sela hari panjangku di kantor, di sepanjang pengantar tidurku, dan ketika hujan membasahi bumi. Kamu selalu menyenangi hujan. Kamu bilang selalu ada yang terindah saat hujan. Saat-saat indah dan hanya kamu yang bisa mengartikannya. Aku hanya bisa menikmatinya untukmu. Sejujurnya aku juga senang akan hujan. Hanya saja ragaku agak kurang bersahabat. Sakitku tidak mengizinkannya sepenuhnya untuk itu. Jadi aku lebih sering menikmatinya dalam keteduhan.
Rasanya memang percuma jika aku terus mempertanyakan semua ketikpasyian itu kepadamu. Akan ada satu jawaban dan akan sama seperti saat itu. Sudahlah,, tapi itu sepadan dengan apa yang aku percayai dan yakini selama ini. Aku tahu kita saling memiliki dan mengakui secara hati semua rasa suka, sayang, cinta, kangen, sedih, perhatian, semuanya,, karena hati kita saling berbagi meskipun logika kita setiap saat menyangkalnya. Bagiku itu sudah cukup. Setidaknya aku tahu bahwa apa yang aku percaya dan aku yakini selama ini BENAR!!! Hati memnag tidak pernah berbohong dan aku tidak pernah menyesalinya bahwa aku pernah menyimpan dan memiliki RASA ITU untukmu.
Aku tahu kamu sedang bersama siapa sekarang. Sudah lama sejak aku berangkat ke Jakarta, sejak usiaku berganti dua puluh satu tahun, sejak rambutku menjadi maskulin. Namun aku selalu diam, diam dalam ketahuanku. Aku tidak ingin tahu, tapi semua apa yang ada dihadapnku memberitahukanku. Sungguh-sungguh tidak bisa lepas dari semua itu. Selama itu aku mencoba mengerti. Berusaha memahami pada posisi dan kehadiranku. Bukan untuk bertanya siapa untuk siapa atau bagaimana bisa, hanya saja mengapa kamu tidak pernah mau bicara tentang DIA. Bukan sesuatu yang penting juga bagiku, karena kita memnag tidak terikat secara benar. Ikatan itu semu tapi ada. Bagai pernikahan siri yang belum memiliki surat nikah asli dari negara. Ah, aku tak ambil pusing. Mungkin malah kamu yang pusing terus sibuk membagi waktu dan sejuta alasan agar tidak ketahuan. Tetap saja TIDAK AKAN PERNAH BISA BERLAKU ADIL!!! Karena sealu ada yang tersakiti. Mungkin dia mungkin juga aku, meskipun itu sedikit.
Heeemm,, rasanya sudah cukup. Menjalani perjalanan love story-ku denganmu begitu. Tidaklah salah. Semua alami, semua juga apa adanya. Aku rasa keadaan itu adil bagiku, memberitahunku bahwa apa yang aku lakukan SALAH. Jusru aku mungkin yang lebih jahat padamu dari apa yang sekedar kamu lakukan itu padaku. Ketika aku memiliki perasan itu untukmu, lebih dulu hatiku untuk orang lain. Tidak ada separonya untukmu. Jujur, awalnya aku sekedar iseng “suka” kamu. Dengan alasan yang cukup simple, karena kamu nyentrik dengan rambut bergelung yang membuatku memanggilmu KISANAK. Hanya itu alasannya, lalu semua berkembang karena “witing tresno jalaran saka kulina”. HOW COME???!! Bisa saja. Aku orang yang bosenan dan mudah sekali tertarik dengan orang lain. Satu sifat jelekku yang tak bisa aku pungkiri. Maka jangan heran mantanku sudah 13, (hehe ;P) satu diantaranya (mungkin) kamu yang mengisi bangku kosong terakhir.
Oleh karenanya, akhirnya aku berpikir lega juga semua sudah berlalu. Ada benarnya ikatan yang sebenarnya antara kita tidak pernah ada. Hanya sebuah sketsa, yang olehnya bisa dihapus kapan saja karena memang hanya untuk mencari titik aman. Mengorbankan yang lain dan menyelamatkan diri sendiri. PICIK!!! Tapi cerdik, karena sebenarnya kita seri. Seri dalam permainan yang tidak memiliki aturan main. “Maaf dan terima kasih”. Dua kata yang sering aku ucapkan padamu karena memang seringkali semua terjadi pada saat yang sama dan hampir bersamaan.
Semua tinggal puing-puing sekarang aku sudah mengikhlaskan segalanya. Semoga kamu juga begitu. Inginku tidak ada lagi satupun tentang kita, kecuali nama panggilan kesayangan, untuk “ui” dan “ai”. Bolehlah, masih sering diucap, toh aku juga tidak melarang. Anggap saja sebagai suatu bentuk kehormatan peradaban percintaan, sebagaimana mantan-mantanku dulu melakukannya. Karena itu juga sebagai penyambung silaturahim diantara semuannya. Ambil positifnya sajalah,,
Aku yang kamu kenal dengan Aida yang sekarang sudah berbeda dari yang dulu. Mengangetkan mungkin iya, aku kan sudah pernah bilang bahwa aku berbeda dari orang kebanyakan. Sedikit freak, bisa jadi. Yang pasti aku tidak lagi ambil pusing dengan apapun yang kamu lakukan. Wong sudah direlakan, ya sudah to, sudah ada yang ngopeni juga kan??!! Hehe,, hanya satu saranku, jangan berbuat seperti ini lagi karena aku juga sudah tidak pernah melakukannya lagi. CUKUP SEKALI SAJA!!!! Saatnya bersifat lebih bijaksana. Kita sudah semakin tua, sudah saatnya menjadi dewasa dan belajar bijaksana. Rasanya sudah cukup menapaki dunia-dunia fana seperti itu. Jadikan pengalaman saja, ambil hikmahnya. Suatu saatnya nanti pasti ada manfaatnya. Trust me,, (^_^)
“Selamat menempuh kehidupan yang baru,, semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi,,”
Maaf ya karena aku telah memilihnya.
Semoga membawa berkah,, amien.

1 comment: