Monday, October 28, 2013

Sex Education for Children

Jika mendengar kata seks, banyak yang tidak setuju jika bahasan ini bisa diberikan kepada anak sejak dini. Tabu, mengajarkan anak hubungan bebas. Padahal bukan seperti itu. Dengan penjelasan orang tua, hal ini sangat baik daripada tahu dari teman atau sumber lain, yang belum tentu kebenarannya.

pendidikan seks, diajarkan sejak dini, bisa dilakukan dari cara paling sederhana. Kenalkan bagian vital anak kita dengan nama yang benar, tidak usah memakai nama alias (misalnya: dedem, burung, titit). Selama ini,  kita mengenalkan semua bagian tubuh, tetapi bagian alat vital sering kali terlewati. Padahal, dengan mengenalkan nama alat vital dengan nama sebenarnya kita mengajarkan bahwa semua bagian tubuh istimewa. Saat itu, kita sekaligus bisa menjelaskan siapa saja yang boleh menyentuh bagian itu, sehingga anak bisa belajar menjaga dirinya dari hal yang merugikan. Itu pelajaran paling dini, setelah itu anak bisa diajarkan perbedaan laki dan perempuan.

Sejak kapan kita bisa menjelaskan hal-hal lain pada anak selain yang sudah dipaparkan. Kita boleh melakukannya bila anak mulai bertanya. Pastikan jawaban kita sesuai dengan pemahaman anak. Misal, anak kita bertanya asalnya dari mana. Kita jangan langsung menjelaskan proses hamil dan kelahiran. Karena mungkin anak hanya butuh jawaban asal kita dari Surabaya. Jadi kita bisa bertanya balik pada anak maksud dari pertanyaannya, agar kita tahu sampai sejauh mana pemahaman anak terhadap apa yang ditanyakannya. Kuncinya, sediakan waktu untuk anak (jangan hanya menyisakan waktu). Jangan menampilkan muka panik ketika anak bertanya masalah yang menurut kita blm pantas. Tetap menjawab apa yang dtanyakan (khawatir dia malah tanya pada orang lain). Jika kita belum sanggup menjawab, jelaskan dengan jujur dan minta waktu untuk mencari info (ini pun kita harus jelas minta waktunya berapa lama, agar anak tidak berpikir kita berbohong).

Sejak dini pula kita bisa mengajarkan feminis bagi anak wanita dan maskulin pada anak pria. Ajarkan bahwa anak wanita harus bicara dengan lebih lembut. Mulai mengenalkan pakaian yang menutup aurat juga bisa mulai dikenalkan. Anak laki-laki diajarkan olah raga yang 'tangguh,' pakaian yang memang berwarna maskulin. Selain itu, berikan mainan yang sesuai. Proses wanita yang kelaki-lakian atau sebaliknya (sekarang banyak yang transgander) merupakan proses panjang. Dengan anak belajar feminim dan maskulin, anak akan menyadari keadaan diri sejak dini.

Pendidikan seks harus selalu dikaitkan dengan aqidah, ibadah dan akhlak. Banyak contoh yang dilakukan Rasullulah yang ternyata mengajarkan pendidikan sex sejak dini. Anak laki-laki dan perempuan mulai dipisahkan tidurnya diusia 7-10 tahun, anak mulai dikenalkan waktu kunjung kekamar orang tua, tidak bisa seenaknya masuk kamar sepanjang waktu (mencegah anak melihat hal tidak semestinya), diajarkan untuk menanamkan rasa malu (menjaga pandangan mata), dikenalkan mahramnya, diajarkan untuk tidak berdua-duaan, dan  etika berhias. Untuk anak perempuan, pada usia tertentu mulai diberi pengetahuan tentang haid dan anak laki-laki akan mengalami mimpi basah.

Yang paling penting, pendidikan seks itu lebih bagus jika diberikan dari orangtua. Setelah itu baru dari orang lain. Dalam memberikan pendidikan seks tidak boleh dalam keadaan formal, tapi diberikan ketika anak bertanya. Dan diberikan dengan contoh yang ada di sekeliling kita. Pendidikan seks itu harus diberikan ketika anak-anak berada pada usia mulai sekolah.

No comments:

Post a Comment