Monday, April 2, 2012

Sakit Gigi

Gigiku sakiit :'(

      Saya tidak pernah membayangkan dan tidak pernah mengalami yang namanya sakit gigi. Sejak kecil sampai saya menikah gigi saya tumbuh dengan baik. Jumlahnya 28buah yang tersusun secara rapi. Saya tidak punya gigi gingsul. Sampai suatu ketika saya pindah ke Kalimantan, tepatnya di Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Saya tipe orang yang menyukai petualangan, tetapi perpindahan ini tidak sekedar berpetualang. Saya mengamalkan ilmu yang saya timba di bangku kuliah untuk mengajar anak-anak Banua di sini. Senang rasanya menempati tempat baru dengan orang dan budaya baru. Saya belajar banyak hal dan mencoba berbaur dengan orang Banjar di sini. Meskipun rawa, saya yakin semuanya akan berkah karena sama-sama bumi Allah. 
      Hari pertama tiba di Batola, saya yang terbiasa kerasan di mana saja saya berasa sudah menikmati tempat baru saya layaknya rumah sendiri ketika di Jawa maupun Madura. Hingga suatu hari kaki saya bentol-bentol tidak karuan akibat gigitan nyamuk rawa yang membabi buta menyerang saya. Rasanya nyamuk-nyamuk ini sudah lama haus akan darah manusia. Pasalnya karena sebelumnya daerah tempat saya mengajar adalah rawa-rawa gambut tak berpenghuni. Anehnya, diantara teman-teman seperjuangan saya hanya saya dan teman yang memiliki golongan darah O yang mengalami hal serupa.
       Kejutan berlanjut, setelah peristiwa gatal-gatal nyamuk rawa, saya demam dan flu berkepanjangan. Padahal teman-teman saya tidak mengalaminya. Suami saya bilang ini bagian dari adaptasi alam dan pembiasaan di lingkungan Boarding School. Bisa jadi demikian, karena hal itu bertepatan dengan masa-masa nifas saya. Fiuuhhh,, saya pun hanya bisa pasrah dan berupaya mengobati diri :))
       Satu hal yang membuat saya kaget ternyata air rawa gambut di daerah saya mengajar mengandung kadar asam yang lumayan tinggi. Pengaruhnya sangat besar terhadap gigi. Awalnya saya cuek dan tetap menyikat gigi seperti biasa. Dua bulan berlalu. Gigi saya mulai menampakkan perubahan. Warnanya menguning (bukan karena jigoong yaa,,) padahal saya bukan perokok maupun peminum. Lalu pelan namun pasti cenat-cenut mulai menghampiri setiap maghrib dan malam hari, membuat saya susah tidur. Puncaknya hari ini saya positif sakit gigi :'( Rasanyaaaaa sakiiiitttt sekaliii seperti pembukaan menjelang persalinan (tapi letaknya di gigi :D) 
       Pada akhirnya saya tahu bagaimana rasanya sakit gigi. cenat-cenutnya sampai kepala. Berasa migrain yang berlebihan. Yaoloooooo :'( Alhamdulillah saya dikaruniai sumai yang baik hati dan teman-teman yang careeeee :)) Baba (Panggilan saya untuk Hubby) membuat aneka ramuan untuk meredam sakit gigi saya. Sebisa mungkin kami meminimalisir antibiotik dalam tubuh kami. Jadi kami selalu mnegonsumsi jamu dan obat-obattan herbal. Baba membawa bahan ramuan dari Madura yang dikolbinasi dengan ramuan Jawa dan Banjar. This is it,, agak aneh rasanya tapi cespleng juga. Makasiy Baba :))
          Berikut beberapa tips ramuan untuk meredakan sakit gigi:
Bawang putih
Caranya, haluskan satu siung bawang putih dicampur dengan sedikit garam, kemudian tempatkan di area yang sakit. Selain itu, ada baiknya mengunyah satu siung bawang putih setiap pagi. Cara ini bisa menjaga agar gigi yang telah disembuhkan semakin kuat dan sehat.
Bawang merah
Mengunyah bawang merah selama 3 menit dinyatakan cukup untuk membunuh semua kuman di mulut dan bisa meredakan sakit gigi  dengan cara menempatkan sepotong kecil bawang merah di area gigi atau gusi yang sakit.
Jeruk limau
Jeruk limau dinyatakan bisa mencegah gigi berlubang dan gigi tanggal, pembentukan plak gigi, sakit gigi, dan perdarahan pada gusi.
Minyak Cengkeh
Cengkeh dapat mengurangi infeksi gigi karena mengandung properti antiseptik. Caranya, oleskan minyak cengkeh ke lubang gigi yang mengalami kerusakan.
Tepung lada
Campuran sedikit tepung lada dengan 1/4 sendok teh garam. Jika digunakan secara teratur setiap hari bisa mencegah gigi berlubang, napas bau, gusi berdarah, sakit gusi, dan sakit gigi. Selain itu juga bisa mengatasi masalah gigi sensitif.
Cabai Hijau
Cabai hijau secukupnya dipotong ujungnya sedikit kemudian dibakar. Setelah panas, cabai ditempelkan pada bagian gigi yang sakit secara teratur 2 kali sehari.
Avokad
Keringkan/sangrai 1 biji avokad, lalu haluskan sampai menjadi bubuk. Masukkan bubuk biji avokad ke gigi yang berlubang, lalu tutup dengan kapas.

1 comment: