Toga merupakan akronim dari Tanaman Obat Keluarga. Orang banyak menyebutnya sebagai tanaman herbal dan rempah-rempah. Aku termasuk orang yang cinta sekali dengan Toga, tetapi aku masi perlu belajar banyak hal tentang ini. Aku mulai tertarik dengan Toga sejak kecil. Ibu dan keluargaku di Jawa, tepatnya di Bojonegoro secara tidak langsung mengenalkanku pada tanaman sejuta manfaat ini.
Sejak lama hingga kini di sekililing rumah kami di desa selalu penuh dengan Toga. Mulai dari sambung nyawa, daun dewa, kumis kucing, segala macam bumbu, daun salam, sampai tanaman-tanaman laen yang tidak aku ketahui namanya. Tanaman-tanaman misterius itu akrab sekali dengan ibuku. Mereka bahkan bisa begitu saja tumbuh dengan tangan ibuku, sedangkan jika aku yang menanamnya pasti banyak yang mati. Entahlah, penasaran juga kenapa bisa seperti itu. Akhirnya perlahan aku mencari tahu dan melakukan pendekatan dengan mereka. Saking cintanya dengan Toga ibu bahkan rela meluangkan waktu khusus setiap bepergian dimanapun beliau berada.
Ibu punya cara yang unik memelajari Toga. Kecintaan ibu terhadap Toga barangkali menurun juga dari nenek dan moyang kami. Yang aku ingat mereka semua pecinta jamu tradisional. Mengambil Toga dan meracik sendiri untuk menjaga kesehatan keluarga kami, dari bayi hingga lansia. Bangga memiliki ibu dan keluarga pecinta Toga. Ayahku pun memiliki hobi yang sama. Termasuk suamiku dan saat ini sedang istiqomah balajar dan menularkannya kepada Gaza.
Saat ini masih belajar sambil jalan masih sekedar hobi selaen kecintaanku pada sejarah, arkeologi, dan antropologi pastinya. Tentu saja yang masih susah adalah mengenal lebih detail nama latin dari masing-masing jenis Toga. Biar begitu tetap saja menyenangkan karena namanya unik ditambah istilah yang beda-beda setiap daerah yang ada di Indonesia. Mudahan suatu saat anti dapat serius menekuninya. Kadang suka iri sama ahli-ahli botani tapi pada faktanya ibu-ibu rumah tangga juga tak kalah hebatnya. Intinya ada kemauan untuk melajar insyaallah Tuhan akan memampukan dengan ridho-Nya. Bersyukur hidup di Indonesia dan menyenangi hal-hal seperti ini. Mudahan nanti juga diringi dengan kebiasaan hidroponik dan memaksimalkan lahan pertanian dan perkebunan di desa.
Impian terbesarku adalah membuat desa wisata yang memiliki apotek hidup di dalamnya dan memiliki istana anak yatim yang memberdayakan orang-orang di dalamnya.
Saat ini masih belajar sambil jalan masih sekedar hobi selaen kecintaanku pada sejarah, arkeologi, dan antropologi pastinya. Tentu saja yang masih susah adalah mengenal lebih detail nama latin dari masing-masing jenis Toga. Biar begitu tetap saja menyenangkan karena namanya unik ditambah istilah yang beda-beda setiap daerah yang ada di Indonesia. Mudahan suatu saat anti dapat serius menekuninya. Kadang suka iri sama ahli-ahli botani tapi pada faktanya ibu-ibu rumah tangga juga tak kalah hebatnya. Intinya ada kemauan untuk melajar insyaallah Tuhan akan memampukan dengan ridho-Nya. Bersyukur hidup di Indonesia dan menyenangi hal-hal seperti ini. Mudahan nanti juga diringi dengan kebiasaan hidroponik dan memaksimalkan lahan pertanian dan perkebunan di desa.
Impian terbesarku adalah membuat desa wisata yang memiliki apotek hidup di dalamnya dan memiliki istana anak yatim yang memberdayakan orang-orang di dalamnya.
No comments:
Post a Comment