Hahaha agak absurd kayaknya judulnya yah :D
Btw ide ini timbul secara tidak sengaja. Awalnya pas lagi sibuk beberes rumah tiba-tiba nemu sekantong arang di bawah rak piring. Ternyata itu arang sisa dari ibu pas masih menemani aku lahiran di Banjar. Tadinya mau aku buang karena memang tidak ada rencana mau diapain. Namun seperti biasa, Babah a.q.a suamiku tercinta biasanya melarang aku membuang barang-barang di rumah dan akan mendaur ulang barang-barang tersebut. Bangga juga punya Babah kayak begitu hohoho
Akhirnya, aku lanjutin beberes rumah dan aku bersihkan sekantong arang tadi. Tak disangka, malamnya pas lagi asyik update informasi di sosmed nemu informasi tentang kebiasaan orang Jepang yang memanfaatkan arang untuk pakaian mereka. Maksudnya mereka biasanya mengambil beberapa arang dan menggantungnya di dalam lemari pakaian. Mereka percaya arang mampu menyerap racun, jamur, dan bau yang tidak sedap di dalam lemari pakaian. Apalagi jika lemari pakaian tersebut terbuat dari kayu.
That's briliant! Tuhan selalu memberikan jawaban atas kegundahan ini pada waktu yang tepat, bahkan tidak disangka-sangka caranya. Akhirnya, eksperimen pun mulai dilakukan. Tentu saja kami sebagai partner yang baik di dalam keluarga berdiskusi terlebih dahulu. kebetulan di kamar mandi ada bekas tempat kamper yang tidak terpakai. Berhubung kain agak susah ditemukan, alhasil tempat kamper itu adalah pasangan yang pas bagi arang. Ngecomblangin kisahnya ahahaha :D
Cara ini terbilang mudah dan murah dilakukan, apalagi bagi kami orang perantauan yang harus berhemat dalam segala hal. cara ini juga cukup efektif diterapkan pada musim hujan seperti ini, saat tiba-tiba lemari sudah dipenuhi jamur dan bau apek. Jauh sebelum kampanye global warming didengungkan, orang-orang seperti kami pun orang-orang di daerah atau yang aware dan peduli dengan lingkungan sudah menerapkan hal semacam ini terlebih dahulu. Ini sebenarnya hanya satu hal kecil yang kami lakukan sebagai bentuk rasa peduli dan cinta kami terhadap lingkungan dan bumi Allah :)
Aku secara pribadi juga memelajari hal ini dari ibuku dan ibu mertuaku. Gen dan hobi itu menurun dengan baik kepadaku, termasuk kecintaanku terhadap toga. Ah, mimpi untuk memiliki kebun toga dan melestarikan jamu dan obat herbal masih belum terwujud. Pelan-pelan sambil merintis mudahan dimudahkan Allah. Aamiin..
No comments:
Post a Comment