Jika ada sebuah
kesempatan, betapa aku ingin bertemu denganmu. Kau tau rindu ini membelengguku.
Bahkan mungin bukan sekedar rindu, melainkan selaksa rindu yang lama
terbendung.
Sejak pertemuan
kita kala itu, saat terakhir sebelum ku bilang bahwa aku akan menikah. Aku
berharap engkau meyakinkan hatiku bahwa kau pun siap menjadi imamku. Namun
ternyata, kau tak cukup bernyali sebagai laki-laki.
Akhir-akhir ini
dadaku bergetar dan pikiranku selalu terbayang olehmu. Aku menyakini ini adalah
rindu kita. Suatu rindu yang dating dari dua hati yang hanya terpisah oleh
jarak dan waktu, tapi juga hati yang berpagar tinggi yang tak kan mungkin bisa
dirobohkan lagi.
Entah bagimu, masa
lalu kita itu menjadi sejarah perjalanan cintamu atau tidak. Tapi bagiku, kau
satu-satunya mantan kekasihku (aku hitung kau sebagai orang yang pernah
menjalin hubungan cinta denganku yang masih bisa membuat jantungku bergetar
karena mengingatmu. Entahlah,,
Satu hal yang
kupinta dari Tuhan tentang sebuah kesempatan itu adalah sebuah pertemuan antara
kita untuk saling menyatakan pengakuan atas cinta, rindu, bahkan mungkin kecewa
dan benci yang selama ini kita rasakan. Terlalu naïf, jika sampaisekarang pun
kita masih belum mengakuinya.
Akhii,,
Aku tahu mungkin
engkau pun menjaga jarak denganku karena statusku yang sudah menjadi harim
orang lain. Bukan kesepakatan kita tentang tetap menjalin silaturahim itu
terlalu menyakitkan bagimu. Aku maklum, tapi terkadang aku juga masih begitu
egois ingin bertemu denganmu. Rasanya aku begitu jahat melukaiengkau dan
suamiku. Aahh,, kenapa hatiku terjebak dalam dimensi yang memilukan seperti ini
Tuhan,,
Lama sejak terakhir
kali kita BBMan dan bercanda waktu itu, engkau menghilang begitu saja. Aku
mencoba menghubungimu melalui BBM, Facebook, Twitter, menyampaikannya lewat
blog, bahkan aku sampaikan dengan khusuk dalam doaku. Duuh Gustii ampunillah
hambaMu ini,, :’(
Bahkan aku tahu
ketika kamu tiba-tiba muncul di chatt facebook tepat pada saat ulang tahunku
itu bukanlah suatu kebetulan. Namun egoku tetap saja masih tinggi. Kau hanya
mneyapaku dengan nada biasa. Basa-basi juga seperti biasa. Padahal sungguh aku
ingin kau juga mengucapkannya juga untukku. Denganmu memang selalu pebuh
kejutan dan sensasi. Harus serba ekstra ya,,
19.59 wita rumah
nomor empat 4
No comments:
Post a Comment