Saga |
Segede ini saya baru tahu kalau tanaman di atas namanya Saga. Saya yang sejatinya hidup di pedalaman Jawa sewaktu kecil sudah sangat akrab dengan tanaman ini, tapi karena waktu itu akses ke dunia maya masih minim bahkan saya belum tahu jadi informasi itu tidak saya peroleh meskipun paman saya sekretaris desa yang berlangganan majalah pertanian.
Saya menyebut tanaman saga ini dengan nama Sogok Tunteng. Daun saga, bagi masyarakat Indonesia, juga dikenal
dengan banyak nama. Masyarakat Jawa menyebutnya saga telik/manis, di
Aceh dinamakan thaga, saga areuy, leutik (Sunda),
walipopo (Gorontalo), piling-piling (Bali), seugeu (Gayo), ailalu pacar
(Ambon), saga buncik, saga ketek (Minangkabau), dan kaca (Bugis).
Waktu kecil aku sering memainkan biji-bijinya. Sekedar untuk belajar hitung, jual-beli, dan iseng-iseng. Ibuku yang mengenalkan aku bahwa buah Saga dapat dimanfaatkan untuk menghemat minyak tanah. Cara ini memang efektif, maklum ketika saya kecil listrik belum masuk desa. Jadi setiap kali Saga berbuah, saya mengumpulkannya untuk dimasukkan ke dalam botol lampu pijar yang menggunakan minyak tanah.Caranya sederhana. cukup masukkan beberapa biji Saga ke dalam minyak tanah saja.
Kemudian, manfaat lainnya saya peroleh dari teman-teman dan internt tentu saja bahwa Saga memiliki banyak manfaat. Saga ternyata dapat digunakan untuk obat sariawan, gangguan pernapasan, seperti sakit serak, bronchitis, dan batuk. Untuk mengusir sariawan, daun saga biasanya
dipasangkan dengan daun sirih. Tujuannya supaya daya gempur terhadap
sariawan semakin kuat. Walau demikian, daun saga saja juga
diperbolehkan dengan mengunyah
secara langsung.
Selain dengan dikunyah, daun saga bisa juga
dibuat ramuan untuk berkumur-kumur. Caranya, beberapa lembar daun saga
dibersihkan dengan menggunakan air, lalu dijemur selama beberapa menit
agar kelihatan agak layu. Setelah dibersihkan, daun saga bisa dikunyah
langsung sampai halus, lalu kumur-kumur. Cara lainnya, ambillah
sekitar 10 gram daun saga segar yang telah dicuci bersih, kemudian rebus
dengan setengah liter air (atau sekitar dua gelas) hingga matang.
Kemudian ambil daun saga setelah air rebusan tersisa setengahnya. Bisa
juga ditambahkan kayu manis, daun sirih, gula batu atau madu secukupnya.
Air rebusan inilah yang digunakan untuk berkumur-kumur selama beberapa
saat. Air rebusan itu bisa disaring, kemudian diminum juga bisa.