Saturday, October 24, 2015

For Our Children

  1. Siapa/apa yang membuatmu tertawa di sekolah hari ini?
  2. Siapa temanmu yang paling konyol di kelas? Mengapa ia konyol sekali?
  3. Apa tempat yang paling kamu sukai di sekolah?
  4. Di mana kamu paling sering menghabiskan waktu saat jam istirahat?
  5. Dengan siapa kamu bermain/beraktivitas di jam istirahat?
  6. Apa kata/cerita aneh yang kamu dengar hari ini?
  7. Apa topik yang sedang hangat dibicarakan oleh teman-temanmu?
  8. Siapa yang kamu bantu hari ini? Apa yang kamu lakukan untuk membantunya?
  9. Siapa yang membantumu hari ini? Apa yang dia lakukan untuk membantumu?
  10. Kalau bisa memilih, kamu ingin duduk sebangku dengan siapa?
  11. Kalau ada murid baru datang untuk bertukar tempat dengan salah satu temanmu di kelas, siapa teman yang kamu pilih untuk bertukar tempat dengan murid baru tersebut? Mengapa?
  12. Adakah temanmu yang absen hari ini? Apakah suasana kelas berubah tanpa dia?
  13. Jika besok kamu bisa belajar satu hal saja di kelas, apa pelajaran yang kamu pilih?
  14. Jika besok kamu bisa menjadi guru, topik/pelajaran apa yang ingin kamu ajarkan?
  15. Apa hal yang kamu tanyakan hari ini di kelas? Mengapa kamu menanyakannya?
  16. Jika kamu bisa mengubah hari ini ke dalam sebuah lagu, seperti apa kira-kira nadanya? Bernada gembira? Sedih? Datar-datar saja? Santai?
  17. Hal apa yang paling kamu nantikan hari ini di sekolah? Apakah hal tersebut terjadi/tidak? Bagaimana perasaanmu?
  18. Hal apa yang bisa lebih sering kamu lakukan di sekolah?
  19. Kegiatan apa yang mungkin tidak perlu kamu ulangi di sekolah?
  20. Kalau nanti gurumu datang ke rumah, kira-kira apa yang beliau ceritakan pada Ayah Ibu?
*sumber: temankita.com

Saturday, October 17, 2015

Prepare Lahiran

Isi tas mama:
•    Baju tidur dengan kancing di depan (untuk menyusui) dan baju untuk pulang.
•    Pakaian dalam, bra menyusui dan breast pad.
•    Gurita atau korset, dan alat pompa ASI.
•    Pembalut khusus setelah melahirkan.
•    Keperluan mandi dan make up seperlunya.
•    Bahan bacaan atau mp3 player untuk teman pengusir bosan.
•    Kartu rumah sakit, ponsel dan daftar nomor telepon penting.

Isi tas bayi:
•    Popok kain, atau popok sekali pakai ukuran newborn.
•    Baju, celana, dan topi bayi.
•    Kaus kaki, sarung tangan, dan selimut.

Friday, October 9, 2015

Cara Alami Induksi Persalinan

Ketika kehamilan seorang ibu, usia kehamilannya menginjak 40 minggu dan belum ada tanda-tanda persalinan biasanya langsung penasaran dan cari tahu bagaimana caranya agar sesegera mungki ada tanda-tanda persalinan, dengan berbagai alasan dan yang terbanyak adalah takut nanti harus di SC. Tak ada salahnya Anda tahu bagaimana caranya menginduksi persalinan secara alami.

Ini bisa dilakukan sejak 38 minggu usia kehamilan, karena pada dasarnya usia 38 minggu janin sudah Viable/mampu hidup dan sudah matang/ matur dnegan melakukan induksi alamis ejak 38 minggu di harapkan saat usia kehamilan Anda menginjak 40 minggu maka Anda bisa melahirkan.

Berikut ini beberapa TIPS dan TRIKs untuk melakukan induksi alami dalam persalinan Anda:
Pertama dan Paling Penting adalah Relax!
Persalinan tidak akan mulai jika Anda sedang tegang, khawatir atau berusaha keras untuk memulai persalinan. Cobalah mandi air hangat dalam cahaya lilin. Anda bisa pergi ke tempat pijat profesional (SPA ibu Hamil misalnya, atau ke layanan kesehatan yang menyediakan Pregnancy Massage) dengan tujuan Anda dapat melakukan relaksasi. Akupunktur dan akupresur, karena fokus pada bidang utama tubuh, juga membantu menginspirasi persalinan. Selain itu, beberapa wanita mengandalkan aromaterapi, khususnya aroma menenangkan dari clary sage/lavender, untuk bersantai.

Cobalah untuk melakukan sesuatu yang istimewa untuk diri sendiri setiap hari-terutama jika Anda melewati tanggal “due date”. Anda bisa melakukan manicure, coba makan malam di sebuah restoran baru, melihat film favorit atau pergi keluar untuk membeli es krim bersama pasangan Anda. Yang penting buatlah kegiatan yang benar-benar membuat Anda bersantai dan rileks.

Kedua, Anda juga bisa mencoba visualisasi atau meditasi.
  • Tutup mata Anda dan mengambil beberapa napas dalam-dalam melalui hidung dan keluar melalui mulut Anda.
  • Dapatkan konektivitas/hubungan dengan tubuh Anda (focus pada tubuh Anda), mulai dengan jari-jari kaki Anda sampai wajah Anda.
  • Bayangkan sebuah bunga yang hendak mekar, membuka perlahan tiap kelopaknya, ketika Anda bernapas masuk dan keluar.
  • Bayangkan wajah dan bentuk bayi Anda dan bayangkan dia dilahirkan dengan lembut dan damai.

Tidak hanya teknik bersantai/rileks saja yang Anda perlukan, namun memakai pikiran / koneksi tubuh. Melakukan visualisasi bayi yang lahir, bisa menjadi cara alami untuk memperlancar persalinan yang Anda butuhkan.

Ketiga, SEKS
Seks adalah trik yang paling terkenal lumayan Ampuh untuk memulai persalinan. Semen yang terkandung dalam sperma mengandung prostaglandin, sebuah hormone alami yang mampu menginduksi persalinan, karena dia dapat berfungsi untuk mematangkan dan melunakkan leher rahim Anda. Jika Anda menggunakan teknik ini, jangan segera bangun dan mengangkat pinggul Anda untuk membantu air mani tetap pada leher rahim. Hal ini akan membantu untuk menipiskan dan melebar jalan lahir.

Namun, pada akhir kehamilan, banyak perempuan yang tidak mood untuk berhubungan. Padahal sebenarnya sederhana kok, buatlah kegiatan yang penuh kasih yang merupakan bagian dari foreplay normal yang akan membantu Anda membangkitkan Mood dan gairah.Female orgasme telah dikenal mampu untuk membuka leher rahim hingga dua sentimeter. Anda juga dapat meminta pasangan Anda untuk merangsang puting susu Anda dengan lembut, atau meletakkan sebuah handuk kering yang hangat sekitar satu atau dua menit dan letakkan di payudara Anda. Ini mendorong pelepasan oksitosin. Namun Jangan lakukan ini terus-menerus. Untuk beberapa wanita, kontraksi dimulai dalam waktu 20 menit setelah melakukan hal ini. Jika setengah jam atau lebih berlalu, berhenti dan mungkin mencobanya lagi lain hari.

Keempat, "Bump" atau "Swing" untuk bersalin

Ada juga trik yang melibatkan "bumping" atau "ayun" bayi ke dalam panggul. Ini termasuk anda melakukan ayunan di taman. Anda juga dapat mencoba mengendarai mobil di jalan bergelombang. Namun lakukan dengan lembut jangan sampai melompat-lompat lho! Yang pasti kegiatan ini bisa untuk mermacu bagian terendah janin turun ke dasar panggul.

Ke lima, Jalan kaki

Jalan kaki atau perlahan-lahan mengayuh sepeda mungkin mulai kontraksi. Posisi tubuh tegak akan menempatkan tekanan pada leher rahim, yang dapat mendorong untuk turun dan kontraksi. Pastikan untuk minum banyak cairan, mempertahankan suhu tubuh Anda dan dengarkan tubuh Anda. Jika tubuh Anda lelah atau memberitahu bahwa Anda harus berhenti-ya dengarkan!

Keenam, Berbicara dengan Bayi Anda

Studi terbaru menemukan bahwa bayi mulai siklus hormon yang kompleks saat persalinan. berbicar dan pastikan dia merasa diterima. Katakan padanya pada bayi yang masih di kandungan memang seolah-olah Anda melakukan hal yang konyol (masak berbicara sendiri?) namun ini ternyata sangat penting, lakukan sambil relaksasi dan katakana pada bayi Anda tentang harapan dan impian untuknya. Ini akan menciptakan beberapa kenangan indah dan memberikan Anda kesempatan untuk membangun ikatan dengan bayi Anda saat Anda mencoba cara alami untuk menginduksi persalinan.


Ketujuh, Diet Penambahan
Ada juga diet perubahan yang mungkin akan tidak merangsang kontraksi, tetapi akan membantu melunakkan leher rahim Anda. buah-buahan tropis seperti kiwi, mangga dan nanas mengandung enzim yang dapat menyebabkan kontraksi ringan. Red raspberry daun teh juga bisa memendekkan leher rahim dan ini sangat bagus bagi perempuan pada setiap tahap siklus reproduksi mereka. Penting bagi Anda untuk memastikan Anda tidak alergi terhadap salah satu dari mereka.

Beberapa wanita melaporkan bahwa makan makanan pedas juga telah membantu merangsang kontraksi. Jika tidak memberikan gangguan pencernaan, mungkin iini bisa menjadi cara alternative yang membantu.

Kedelapan, Lakukan Accupresure
Ini adalah cara yang sangat alami dan aman untuk merangsang adanya kontraksi. Karena dengan menekan titik-titik tertentu dalam tubuh seorang wanita , ini dapat merangsang adanya kontraksi. Lakukan dan minta bantuan ahlinya.

Kesembilan, lakukan Endorphin Massage
Pijatan ini akan dapat membantu Anda merangsang munculnya oksitosin dan endorphin sekaligus sehingga kontraksi dapat dimulai.

Kesepuluh, Lakukan pelvic rocking dan birthing ball
kegiatan ini juga sangat bermanfaat dnegen melakukan hal ini Anda akan membantu bagian terendah janin segera masuk ke dasar panggul Anda.
Referency:
ð Natural Pregnancy: A Practical, Holistic Guide to Wellbeing from Conception to Birth is an in-depth view on the more natural ways to approach pregnancy and childbirth.
ð The founder of the Midwives Alliance of North America wrote Ina May's Guide to Childbirth . It shares many methods and personal stories, and also imparts the importance of the mother's positive mindset toward pregnancy and delivery.
ð Discovery Health has a comprehensive pregnancy center to find more facts and resources.

Semoga bermanfaat
Salam Hangat
Yesie Aprillia

Posisi Melahirkan

Melahirkan dengan nyaman ternyata  tergantung pada posisi. Temukan Yang Pas!

Anda bisa mencoba posisi-posisi melahirkan berikut ini untuk membuat Anda nyaman, namun konsultasikan dengan dokter atau bidan yang akan membantu persalinan Anda, terutama bila kehamilan berisiko.  Berlatihlah terlebih dahulu berbagai posisi ini sebelum tiba hari ‘H’. 

Posisi berdiri atau setengah jongkok.


Caranya: Untuk mempercepat proses pembukaan, disarankan berjalan-jalan sebelum masuk ruang bersalin. Ini juga merangsang janin turun ke rongga panggul. Jika sudah merasa waktunya tiba, masuklah ke ruang bersalin. Berpeganglah pada tiang, dinding, kursi atau bertumpu pada tangan suami. Lebarkan kaki sedikit untuk memberi jalan bayi . Dalam prakteknya Anda bisa setengah jongkok sambil mengejan. Dokter atau bidan harus sudah siap dengan posisi berlutut atau berjongkok untuk menangkap bayi. 


Keuntungan: Posisi ini bisa mengurangi rasa tidak nyaman melahirkan. Proses lebih mudah karena dibantu oleh gravitasi yang memungkinkan tulang panggul terbuka dan bayi turun melewati jalan lahir. Ibu juga jadi bisa lebih konstrasi dan tenaga yang dikeluarkan jadi terarah sepenuhnya ke bawah.


Kekurangan: Dokter atau bidan agak kesulitan bila harus memantau perkembangan pembukaan jalan lahir dan melakukan episiotomi–pengguntingan mulut rahim untuk memperlebar jalan lahir.

Posisi jongkok


Caranya: Saat mulut rahim terbuka dan masuk fase pembukaan, ibu bersiap dalam posisi jongkok. Dengan begitu bagian pinggul secara otomatis dimiringkan. Kekuatan berat dari bayi akan menekan ke bawah. Dalam posisi jongkok, ibu harus didukung posisi tubuhnya dari belakang, mulai dari bagian pundak. Bidan berlutut di lantai untuk menangkap tubuh bayi yang lahir.  


Keuntungan: Saat mengejan, ibu seringkali tidak tahu kemana tenaganya harus disalurkan. Pada posisi tegak lurus, tekanan dari bayi memberi arah ke bawah secara otomatis sehingga mempercepat proses kelahiran. Memudahkan ibu bernafas dan konsentrasi. Peran ayah sangat dibutuhkan tidak hanya sekadar memberi semangat namun membantu sebagai sandaran tubuh ibu dari belakang.


Kekurangan: Posisi ini membebani bagian lutut dan punggung. Untuk mengurangi beban pada lutut dan punggung, Anda bisa bersandar pada suami.  Bagi dokter dan bidan, posisi  ini menyulitkan mereka memeriksa vagina dan jalan lahir. 
  
Posisi empat kaki 


Caranya: Ibu  berlutut dan tangan menyentuh lantai secara tegak lurus untuk menopang tubuh. Sehingga berat tubuh terbagi dua sama rata antara kaki dan tangan. Posisi ini tidak harus dilakukan di atas lantai, tapi dapat juga dilakukan di atas tempat tidur. 


Keuntungan: Ibu punya banyak peluang untuk menggerakkan pinggulnya dibandingkan dengan posisi duduk atau berbaring. Sehingga pinggul bebas melakukan gerakan berputar atau miring. Dengan begitu bayi terbantu mencari jalan lahir. Posisi empat kaki ini baik, untuk janin berukuran besar. Ibu bisa terhindar dari sakit bagian punggung dan bisa mengurangi risiko episiotomi. 


Kekurangan: Detak jantung bayi tidak dapat diukur dengan baik. Ibu membutuhkan kekuatan yang lebih di tangan untuk menyangga tubuhnya. Jika tidak ia akan jatuh terkungrap. 

Posisi berbaring


Caranya: Posisi ini paling sering digunakan untuk melahirkan. Alternatif lainnya dengan posisi miring ke kiri dan kaki kanan diangkat dan diganjal sehingga bisa menunjang bayi keluar. Jika memilih anestesi seperti epidural (ILA-Intrathecal Labor Analgesia), begitu mulai mati rasa dari pinggang ke bawah, Anda dapat berguling ke sebelah kiri dan meletakkan banyak bantal di antara dua kaki. Minta suami  mengangkat kaki kanan bila perlu.  


Keuntungan: Posisi ini memudahkan dokter atau bidan memeriksa kondisi bukaan jalan lahir. Mereka tidak perlu jongkok atau bungkukkan badan. Semua perangkat untuk membantu dan memantau persalinan dapat dengan mudah dipasangkan.


Kekurangan: Tekanansaat mengejan tidak sepenuhnya ke bawah. Otot-otot pinggul juga perlu diangkat sehingga malah mempersempit mulut rahim. Seringkali ibu  merasa sudah akan melahirkan, tapi ternyata belum. Mulut rahim menekan pembuluh darah cava yang memasok oksigen pada darah ibu dan bayi  sehingga bisa berisiko  perdarahan. 

Posisi duduk di dalam air


Caranya: Duduk sedikit miring sambil bersandar di kolam oval berukuran besar dengan air setinggi dada bersuhu 37°C. Bayi dilahirkan dalam air. Refleks berenang bayi akan membuka saluran nafasnya. Meski begitu, bayi berisiko tertelan air sehingga dibutuhkan bantuan bidan atau dokter untuk mengangkat bayi langsung dari air. Metode ini harus memperhatikan riwayat kesehatan ibu hamil .  

 
Keuntungan: Ibu bisa merasa lebih santai dan bernafas dengan bebas sehingga bayi bisa mendapatkan cukup oksigen. Nyeri kontraksi berkurang dan proses persalinan lebih  efektif dan lancar. 


Kekurangan: Bila terjadi komplikasi, cara ini kemungkinan minim reaksi, sehingga pertolongan bisa terlambat. Darah, urin, air ketuban dan feses  bisa masuk ke dalam air.  Melahirkan di dalam air tidak disarankan untuk ibu penderita jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dan gangguan penglihatan. 



POSISI - POSISI DALAM PERSALINAN

Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya, ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk. Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Misalnya, pada awal persalinan ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran berjalan lamban maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi miring. Berbagai studi ilmiah tentang pergerakan dan posisi persalinan pada kala I dilakukan yang membandingkan dampak berbagai posisi tegak (upright position) dengan posisi horizontal (supine) terhadap nyeri dan kemajuan persalinan. 

Berdasarkan review yang dilakukan oleh Simkin & Bolding (2004) terhadap 14 studi intervensi terkait, menunjukkan bahwa: tidak ada ibu yang menyatakan bahwa posisi horizontal lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan posisi lainnya, berdiri lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring atau duduk, duduk lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring jika dilatasi serviks kurang dari 7 cm, posisi tegak -duduk, berdiri atau berjalan- menurunkan nyeri dan meningkatkan kepuasan ibu, dan posisi tegak tidak memperpanjang masa persalinan dan tidak menyebabkan cedera pada ibu yang sehat. 

Sedangkan Review sistematis terhadap sembilan studi intervensi tentang posisi ibu di kala I persalinan yang dilakukan oleh Souza et al (2006) menunjukkan bahwa mengadopsi posisi tegak atau ambulasi aman bagi ibu dan memberikan kepuasan karena adanya kebebasan untuk bergerak. Tetapi dikarenakan kurangnya bukti yang signifikan dan keterbatasan penelitian-penelitian yang ada, maka keuntungan poisisi tegak belum dapat direkomendasikan untuk memperpendek durasi persalinan dan meningkatkan kenyamanan ibu. Baik seorang primipara maupun seorang multipara bergantung posisi yang lebih nyaman ibu rasakan itulah yang akan dipilih oleh ibu pada saat persalinan. Setiap ibu yang akan bersalin berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.

Sumber: 


Infeksi Saat Kehamilan

1. Vaginosis Bakterial (BV)
Infeksi vagina yang umum, disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri normal. Didiagnosa dgn pemeriksaan laboratorium terhadap cairan vagina.
Tanda dan Gejala :
-          Lendir vagina yang encer, berwarna putih seperti susu atau keabuan yang sering kali memiliki bau amis yang kuat.
-          Gatal di daerah vagina / panas
-          Kadang-kadang asimtomatik (tidak ada gejala)
Komplikasi kehamilan :
Ibu : meningkatnya resiko :
-          Persalinan premature
-          Robeknya selaput yang terlalu dini (PROM/KPD)
-          Infeksi selaput / korioamnionitis
-          Infeksi rahim pasca melahirkan atau pascabedah Caesar (endometritis).
Bayi : tidak ada kecuali efek lahir prematur.

2. Klamidia Trakomatis
Penyakit hubungan seksual akibat bakteri yang umum terjadi. Didiagnosa melalui kultur dari cairan vagina.
Tanda dan Gejala :
-          Berkisar dari tidak ada sampai rabas vagina, nyeri waktu berkemih dan nyeri di daerah panggul.
-          Gejala dan infeksi rahim pasca melahirkan terdiri atas rabas vagina, nyeri panggul dan demam.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : meningkatnya resiko :
-          Persalinan premature
-          Robeknya selaput yang terlalu dini (PROM/KPD)
-          Infeksi rahim pasca melahirkan
Bayi : infeksi pada mata dan paru-paru bayi yang baru lahir

3. Cacar Air ( Varicella zoster )
Infeksi virus, biasanya ringan jika didapati pada anak-anak, lebih serius jika muncul pada orang dewasa. Didiagnosa dengan adanya lepuh cacar air pada kulit.
Tanda dan gejala :
-          Ruam merah dan gatal dengan lepuh berisi cairan di sekujur tubuh
-          Gejala seperti pilek dan demam ringan sebelum munculnya ruam
-          Sakit kepala, kelenjar leher membengkak, demam dan lelah
-          Pneumonia (jarang)
-          Ensefalitis (jarang)
Komplikasi kehamilan :
Ibu : Efek dari terkena cacar air. Barangkali terjadi pneumonia terutama pada trimester ketiga.
Bayi : Risiko (kecil) berkembang menjadi cacat lahir pada minggu keduapuluh.
Jika ibu terkena infeksi 5 hari sebelum melahirkan sampai 2 hari sesudah melahirkan, kemungkinan infeksi yang parah akan membuat bayi meninggal.
  
4. Sitomegalovirus (CMV)
Infeksi virus yang cukup sering dan dapat kambuh kembali. Disebarkan melalui kontak yang erat dengan orang yang terinfeksi, baik dari darah, ludah air kemih, menyusui atau seks. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Gejala seperti flu misalnya demam, nyeri tenggorokan, pembengkakan kelenjar limfe dan lelah.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali efek penyakit
Bayi : kira-kira 10% dari bayi yang ibunya terkena CMV pertama kali (primer) pada trimester pertama akan terkena infeksi ini dan mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena ikterus, tuli, masalah pada penglihatan, keterlambatan mental atau kematian.
  
5. Penyakit kelima (Parpovirus B19)
Penyakit ringan tetapi sangat menular yang disebabkan oleh virus di udara. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Ruam yang khas pada pipi (seperti pipi bekas ditampar) yang nantinya menyebar ke punggung, tangan dan kaki.
-          Demam, sakit kepala, nyeri tenggorok atau nyeri sendi
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali efek penyakit
Bayi : sebagian besar janin yang terpajan tidak terpengaruh. Jika terinfeksi, sebagian kecil akan terkena anemia dan gagal jantung yang menyebabkan keguguran atau lahir mati.

6. Kutil Kelamin (Human Papilomavirus, HPV)
Juga disebut kondiloma, penyakit hubungan seksual karena virus yang umum terjadi. Didiagnosa dengan adanya kutil atau pemeriksaan lender dari leher rahim.
Tanda dan gejala :
-          Kutil pada dan di sekitar leher rahim, vagina dan anus
-          Dapat menimbulkan gejala ringan seperti gatal atau tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tergantung pada keparahan penyakit dan lokasi kutil.
Bayi : jika terserang HPV, dapat terjadi papilomatosis laring di usia belasan. Infeksi tenggorok ini dapat terjadi baik pada anak yang dilahirkan pervaginam maupun bedah Caesar.
Rute penyebarannya tidak diketahui.
  
7. Gonore (Neisseria gonorrhea)
Penyakit hubungan seksual akibat bakteri yang umum terjadi. Didiagnosa dengan biakan dari lender vagina.
Tanda dan gejala :
-          Dapat mencakup nyeri perut, rabas vagina, sakit waktu berkemih, atau tidak ada gejala sama sekali.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada selain rasa tidak nyaman akibat infeksi
Bayi : jika ibu tidak diobati selama kehamilan, bayi mempunyai resiko tinggi untuk terkena infeksi mata yang dapat menimbulkan kebutaan.
  
8. Streptokokus grup B (GBS)
Adanya bakteri GBS (disebut kolonisasi) pada vagina dan /atau anus. Wanita dengan kolonisasi disebut pembawa GBS. Didiagnosa dengan biakan dari lender vagina dan anus ibu atau air kemih, atau dengan pemeriksaan darah, cairan spinal maupun air kemih bayi.
Tanda dan gejala :
-          Meskipun GBS ada pada saluran genital, usus, kandung kemih, atau ginjal, pembawa infeksi ini biasanya tidak menunjukkan gejala infeksi.
-          Infeksi penyakit GBS terjadi jika jumlah bakteri meningkat. Tanda-tanda infeksi mencakup demam, sakit, sering berkemih, persalinan kurang bulan, dan rasa tidak enak badan secara menyeluruh.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : infeksi pada rahim, cairan ketuban, kandung kemih atau daerah sayatan : meningkatnya resiko :
-          Robeknya selaput yang terlalu dini
-          Persalinan kurang bulan
-          Melahirkan dengan bedah Caesar untuk para ibu dengan robeknya selaput yang berkepanjangan.
Bayi : kira-kira 1-2% bayi baru lahir yang ibunya terkolonisasi, mengalami GBS dan dapat menderita :
-          Sepsis neonatal (infeksi darah)
-          Meningitis (infeksi cairan yang mengelilingi otak dan korda spinalis) dan / atau kerusakan otak.
-          Pneumonia pada bayi baru lahir
-          Kematian
  
9. Hepatitis B (HBV)
Penyakit hubungan seksual akibat virus ; juga menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi.
Tanda dan gejala :
-          Pada saat infeksi, dapat terjadi atau tidak terjadi gejala dari penyakit akut (mual, muntah, demam, kelelahan hebat, atau ikterus) tetapi dapat menjadi pembawa HBV kronis.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali efek infeksi
Bayi : risiko tinggi menjadi pembawa HBV kronis

10. Hepatitis C (HCV)
Penyakit virus yang disebarkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Banyak yang tidak mengalami gejala, beberapa mengalami mual, lelah, demam dan sakit kepala. Ikterus jarang terjadi.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali efek penyakit
Bayi : risiko kecil (kira-kira 5%) untuk menjadi pembawa HCV kronis

11. Virus Herpes Simpleks (HSV)
Penyakit hubungan seksual akibat virus yang umum terjadi, menyebar selama periode pemecahan virus. Didiagnosa dengan biakan dari lender vagina ibu atau lesi, atau dari lender maupun lesi bayi.
Tanda dan gejala :
-          Beberapa mengalami lepuh dan luka pada daerah kelamin hanya sekali, sementara lainnya mengalami serangan periodic.
-          Pemecahan virus terjadi selama episode pertama dan saat lain, baik ada gejala maupun tidak ada (pemecahan asimtomatis)
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali ketidaknyamanan akibat infeksi.
Bayi : infeksi kulit, mata dan system syaraf pusat.
Dapat menimbulkan kematian.
Risiko penyebaran tampaknya tertinggi selama episode serangan pertama pada ibu.
Risiko penyebaran rendah (kira-kira 3%) diantara wanita dengan serangan kambuhan.
  
12. Human Immunodeficiendy Virus (HIV)
Penyakit hubungan seksual akibat virus. Juga menyebar melalui kontak lain dengan darah yang terinfeksi. Menyebabkan AIDS. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Kenaikan atau penurunan berat badan yang berlangsung lambat, infeksi kambuhan, demam, ruam kulit dan pneumonitis.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : sebagaian besar orang dewasa yang terkena AIDS mempunyai rentang kehidupan yang pendek.
Bayi : bayi baru lahir yang terinfeksi biasanya meninggal dalam waktu beberapa tahun kemudian.
  
13. Listeriosis (Listeria monocytogenes)
Penyakit langka akibat makanan, disebabkan oleh bakteri terdapat dalam tanah, air, daging dan produk susu. Didiagnosa melalui pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Gejala seperti flu dengan demam, nyeri otot, mual dan muntah
Komplikasi kehamilan :
Ibu : wanita hamil memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar untuk terkena listeriosis daripada orang dewasa yang sehat. Risiko adalah persalinan kurang bulan.
Bayi : infeksi segera sesudah lahir yang menyebabkan kesulitan bernafas dan makan. Kemungkinan lahir mati.

15. Penyakit Lyme
Infeksi bakteri yang disebabkan gigitan kutu yang terinfeksi. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Tanda pertama adalah luka merah besar yang mirip mata sapi pada daerah gigitan kutu. Kemudian akan terbentuk ruam kulit
-          Tanpa pengobatan, luka akan sembuh tetapi infeksi berlanjut menimbulkan masalah pada jantung, sendi, atau system syaraf.
Komplikasi kehamilan:
Ibu : ketidaknyamanan akibat infeksi dan kemungkinan timbulnya masalah kesehatan di kemudian hari.
Bayi : jika bakteri masuk melalui plasenta selama kehamilan, dapat terjadi :
-          Keguguran
-          Lahir mati
-          Cacat lahir
  
16. Gondongan (Paramiksovirus)
Infeksi virus, dewasa ini jarang terjadi karena sebagian besar orang dewasa sudah divaksin ketika masa anak-anak. Didiagnosa berdasarkan adanya gejala, terutama kelenjar yang bengkak.
Tanda dan gejala :
-          Demam, kelenjar leher bengkak (terutama kelenjar ludah di bawah telinga), diare, dan rasa tidak enak badan yang menyeluruh.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : kemungkinan terjadi persalinan kurang bulan.
Bayi : resiko keguguran jika terinfeksi selama trimester pertama
  
17. Rubela (campak Jerman)
Infeksi virus, jarang pada orang dewasa yang sudah divaksin. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Demam, kelenjar limfe bengkak, dan ruam yang muncul kira-kira 2-3 hari sesudah timbulnya gejala lain.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali rasa tidak nyaman akibat infeksi
Bayi : jika terinfeksi pada separuh pertama masa kehamilan, ada kemungkinan timbul sindrom rubella congenital :
-          Gangguan penglihatan
-          Cacat jantung
-          Tuli
-          Keterbelakangan mental

18. Sifilis (Treponema pallidum)
Penyakit hubungan seksual akibat bakteri. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Luka atau lecet kecil dan tidak sakit pada daerah kelamin dalam 2 bulan sesudah pemajanan.
-          Sakit (6 minggu sesudah luka sembuh) dengan ruam, demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar.
-          Jika tidak diobati, dapat menimbulkan masalah pada mata, jantung, sitem syaraf, kulit dan tulang.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : persalinan kurang bulan
Bayi : masalah pada mata, jantung system syaraf, kulit dan tulang. Kemungkinan lahir mati.
  
19. Toksoplasmosis (Toxoplasma gondii)
Infeksi protozoa yang disebabkan oelh organisme yang terdapat pada daging mentah, tinja kucing, dan akar sayuran akibat tanah yang terkontaminasi. Didiagnosa dengan pemeriksaan darah.
Tanda dan gejala :
-          Infeksi ringan dengan gejala mirip flu, atau tidak terlihat adanya penyakit sama sekali pada orang dewasa.
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali ketidaknyamanan akibat infeksi
Bayi : kemungkinan terjadi malformasi bawaan atau kematian janin. Risiko gangguan yang parah lebih besar jika ibu terkena infeksi primer pada separuh pertama masa kehamilan.

20. Trikomoniasis (Trichomonas vaginalis)
Penyakit hubungan seksual yang umum terjadi, disebabkan oleh priotozoa. Didiagnosa dengan pemeriksaan cairan vagina.
Tanda dan gejala :
-          Infeksi vagina dengan keluarnya cairan berbau busuk dan berwarna kuning kehijauan
-          Kadang-kadang tidak ada gejala
Komplikasi kehamilan :
Ibu : meningkatnya risiko :
-          Robeknya selaput terlalu dini (PROM/ KPD)
-          Persalinan kurang bulan
Bayi : tidak ada kecuali efek lahir prematur.
  
21. Jamur (kandida, monilia)
Infeksi jamur pada vagina, kulit, atau putting payudara ibu, atau mulut dan daerah popok dari bayi. Didiagnosa dengan adanya tanda atau gejala atau dengan pemeriksaan mikroskop jaringan yang terinfeksi.
Tanda dan gejala :
-          Gatal dan ruam yang nyeri pada vagina, putting payudara, atau daerah kulit yang basah.
-          Kadang-kadang sakit tanpa disertai ruam
-          Bercak putih pada mulut bayi atau daerah popok
Komplikasi kehamilan :
Ibu : tidak ada kecuali ketidaknyamanan akibat infeksi
Bayi : jamur dapat menyebabkan sariawan (thrush), gangguan pencernaan, dan ruam popok.

Artikel ini dirangkum dari buku terjemahan, berjudul Panduan Lengkap : Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. oleh : Penny Simkin, P.T ; Janet Whalley, R.N., B.S.N ; Ann Keppler, R.N., M.N.

Alangkah bijaksananya, jika bunda terdeteksi mengalami infeksi saat hamil / setelah keguguran / penyebab keguguran adalah infeksi, sebelum merencanakan kehamilan, infeksi yang diderita hendaknya ditangani secara tuntas, agar kehamilan berikutnya lebih sehat dan lancar.
Semoga Sehat.
Anita Intan Sari.

Induksi Persalinan

Oleh: Yesie Aprillia, SSiT, MKes

Menurut penelitian 50% persalinan dengan Induksi berakhir di meja operasi = SC. Dan ini terjadi terutama pada ibu yang baru melahirkan untuk pertama kali. Padahal jika ibu bersalin pertama kali di lakukan SC, maka mereka beranggapan bahwa untuk persalinan berikutnya harus SC lagi padahal tidak.

Selain itu, dibandingkan dengan proses persalinan alami, proses persalinan yang di induksi terasa jauh lebih sakit. Hal ini disebabkan karena ternyata isi obat yang dimasukkan dalam tubuh kita yaitu oksitosin sintetis direspon secara berbeda dengan oksitosin alami. Sehingga justru malah menekan produksi oksitosin alami dan hormone endorphin dalam tubuh.

Itu sebabnya, induksi sebaiknya dilakukan pada kondisi tertentu, sesuai indikasi, sehingga manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Sebagai klien, berikut ini langkah- langkah yang bisa dijadikan bahan pertimbangan sebelum melakukan induksi.

Langkah 1
Salah satu alasan paling umum untuk induksi adalah persalinan yang sudah “jatuh Tempo” atau melewati hari perkiraan lahir (HPL). Nah pertanyaannya adalah bagaimana Anda tahu kapan persisnya terjadi konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel sperma) dan kapan Anda benar-benar "terlambat"? 
Perlu Anda ketahui bahwa tidak ada yang tahu tepatnya kapan konsepsi seseorang itu terjadi. Mengapa ada rumus perkiraan lahir ini karena untuk memudahkan bagi kami praktisi kesehatan melihat tumbuh kembang janin Anda dan untuk berjaga-jaga bagi Anda sebagai orang tua. Dan biasanya ini selisih dua mingguan. Sekarang coba Anda renungkan, rumus HPL dihitung dari hari pertama menstruasi, apakah saat itu sudah terjadi konsepsi? Tentu saja tidak. Karena konsepsi terjadi apabila terjadi ovulasi dan saat itu ada sperma dan 2 sel ini bertemua. Apakah anda ingat dan tahu kapan tepatnya ovulasi?  Rumus ovulasi terjadi 14 hari setelah periode menstruasi terakhir diketahui (ini berlaku untuk siklus 28 hari) nah berarti ada selisih 2 minggu disini. Jadi sangat tidak masuk akal apabila Anda sudah panic ketika memasuki 40 minggu namun belum ada tanda persalinan. Karena bisa saja mundur hingga  42 minggu. Dan semakin tidak masuk akal lagi apabila begitu 40 minggu sudah di induksi atau bahkan di Sc. Karena bisa saja saat itu umur bayi Anda sebenarnya masih 38 minggu.
Kurang dari 5% dari bayi yang lahir tepat di hari HPLnya. karena Grafik lingkaran yang digunakan di dokter/bidan yang paling sering untuk menentukan tanggal HPL itu didasarkan pada siklus rata-rata 28-hari, dengan ovulasi 14 hari setelah periode menstruasi terakhir diketahui. Jika siklus Anda lebih panjang atau tidak teratur, metode ini kemungkinan besar tidak akurat. Bahkan jika Anda berpikir bahwa Anda tahu persis kapan dan tanggal berapa Anda hamil, perlu diingat bahwa sperma dapat hidup sampai 3 hari setelah hubungan seksual, sehingga memungkinkan untuk pembuahan terjadi beberapa hari setelah berhubungan seks.  Oleh karena itu, hanya karena masalah melewati "tanggal jatuh tempo" bukan alasan yang cukup untuk menginduksi sebuah persalinan.

Langkah 2
Tanyakan bidan/dokter Anda ketika ia menganggap Anda "TERLAMBAT". Pastikan bidan/dokter Anda tidak akan menekan dan memaksa Anda untuk menginduksi persalinan sampai satu hari setelah 42 minggu (kecuali jika ada alasan medis tertentu yang mengharuskan dilakukan induksi). Mintalah dia untuk menuliskan tanggal kapan Anda masuk 42-minggu dan Anda menandainya sebagai "tanggal jatuh tempo" dalam tabel, sehingga perawat dan staf lain tidak akan keliru mengkategorikan Anda sebagai pasien yang "terlambat" setelah 40 minggu.

Langkah 3
Jika Anda melewati tanggal HPL Anda dan mulai merasa ada perasaan tertekan dan keinginan untuk mendorong atau mengejan, memintalah Uji Non-Stres (NST) pertama. Tes yang tidak menyakitkan ini hanya memasang monitor sekitar perut Anda untuk mengukur detak jantung bayi dan aktivitas selama sekitar satu jam. Bayi yang aktif melakukan dengan baik. Bayi yang kurang aktif meningkatkan kemungkinan bahwa plasenta sudah terjadi penuaan, dan mungkin tidak lagi memberikan nutrisi yang cukup dan / atau oksigen ke bayi. Untuk memastikan hasil yang akurat, cobalah makan tinggi protein, tinggi karbohidrat makanan sebelum tes, bahkan beberapa penelitian menyatakan justru ibu disuruh minum minuman yang mengandung kafein. Ini membantu untuk memastikan bayi Anda terjaga dan menendang selama tes pemeriksaan. Jika tes menunjukkan aktivitas normal, bayi baik-baik saja.

Langkah 4
Sebuah tes lain untuk meminta sebelum induksi pertimbangkan Biophysical Profile(BPP). Hal ini biasanya dilakukan dalam hubungannya dengan Uji Non-stres. USG digunakan untuk mengamati tubuh bayi meliputi gerakan otot, gerakan bernapas, dan detak jantung. Tingkat cairan ketuban juga diukur (oleh USG - jangan khawatir) untuk memastikan plasenta berfungsi normal. Dehidrasi dapat menurunkan tingkat cairan ketuban Anda, jadi pastikan Anda minum banyak cairan sebelum dilakukan test. Hasil tes normal biasanya berarti bahwa aman untuk melanjutkan kehamilan.

Langkah 5
Jika Anda setuju untuk diinduksi, apakah Anda yakin tubuh Anda siap untuk bekerja sama? Jika Anda mengalami sedikit pembukaan atau tidak ada pembukaan sama sekali, sedikit penipisan atau bahkan tidak ada penipisan, ketuban Anda utuh, dan bayi Anda tetap tinggi di dalam rahim (belum masuk panggul), itu sangat mungkin sebagai tanda bahwa tubuh Anda tidak akan bekerja sama dengan setiap upaya medis untuk memicu timbulnya persalinan. Sebagian besar rumah sakit mengharuskan bayi lahir dalam 24 jam setelah diinduksi. Jika tubuh Anda tidak bekerja sama dan persalinan "gagal mengalami kemajuan", Maka kemungkinan besar persalinan Anda akan berakhir dengan SC.  

Langkah 6
Menjelang akhir kehamilan, pemeriksaan serviks Anda, karena ini akan dapat memeberi gambaran umum secara sekilas bagi Anda. Mintalah Dokter yang memeriksa untuk melihat apakah Anda sudah ada pematangan serviks (pelunakan), pembukaan dan penipisan serviks ini biasa disebut Score Bishop. Ketika Anda akan masuk ke proses persalinan, skor ini adalah adalah indikator yang baik apakah tubuh Anda siap atau tidak. Beberapa dokter menggunakan kesempatan untuk memeriksa leher rahim Anda untuk melakukan prosedur cepat yang dikenal sebagai "sweeping" atau "pengupasan membran", yang dirancang untuk menstimulasi persalinan. Hal ini dilakukan dengan memasukkan satu jari dan menyapu antara kantung ketuban dan dinding rahim, dan ini bisa menyebabkan kontraksi. Hal ini biasanya kurang nyaman untuk ibu , dan dapat menimbulkan kram atau kontraksi, perdarahan, dan hilangnya plug lendir. Jika Anda tidak ingin hal ini dilakukan, Anda dapat memilih untuk menolak ujian serviks atau memberitahu dokter Anda terlebih dahulu bahwa anda TIDAK ingin dia menyapu membran Anda. Dokter Anda seharusnya bertanya sebelum melakukan prosedur ini, tetapi biasanya tidak dan ini kadang-kadang di lakukan di usia 36 minggu. Bagi Anda yang tidak tahu dan menganggap ini sekedar pemeriksaan rutin, biasanya akan “manut” saja dengan apapun yang dilakukan dokter, namun jika Anda tahu, dan jika ini terjadi, ingatkan  mereka bahwa TIDAK ada prosedur yang harus dilakukan untuk Anda atau bayi Anda tanpa persetujuan Anda.

Langkah 7
Masalah umum yang diajukan untuk membujuk ibu untuk menginduksi persalinan adalah untuk menunjukkan bahwa bayinya terlalu besar baginya untuk dilahirkan, atau takut si ibu tidak kuat mengejan. American College of Obstetrics & Gynecologists tidak merekomendasikan induksi untuk "bayi besar" yang diduga (makrosomia), karena justru menggandakan kemungkinan SC, tanpa meningkatkan hasilnya baik untuk ibu maupun bayi. Metode Pengukuran diakhir kehamilan (mengukur melalui USG atau mengukur tinggi perut, dll) sangat tidak tepat, Satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis makrosomia adalah untuk menimbang bayi setelah lahir. Seorang bayi yang benar-benar terlalu besar sangat jarang (kecuali dalam kasus diabetes gestasional). Presentasi bayi, dan pilihan posisi ibu saat mengejan, sering menjadi faktor yang lebih besar dalam mencegah bayi dari terjebak dari diameter panggul. Jongkok, merangkak, duduk, berdiri atau berbaring miring sambil mengejan dapat membantu sakrum (tulang ekor) “keluar” dari jalan lahir dan memberikan ruang ekstra besar untuk bayi melakukan manuver melalui panggul. Meskipun setiap bayi yang lahir antara 38 dan 42 minggu dianggap sudah "penuh", itu tidak berarti ia / dia benar-benar siap untuk dilahirkan. Komplikasi seperti masalah pernapasan, sakit kuning, atau prematuritas yang tidak diinginkan dapat menjadi hasil dari anggapan kita yang menyatakan bayi sudah “penuh” dan terlalu cepat untuk berupaya melahirkan bayi. Ingat, "jatuh tempo" atau hari HPL dapat memiliki selisih dua minggu dari tanggal perkiraan, jadi bisa saja Anda menganggap kehamilan Anda sudah 40 minggu padahal sebenarnya masih 38 minggu, atau Anda mengagap 38 minggu padalah masih 36 minggu.

Langkah 8
Alasan medis yang sah untuk induksi adalah Preeklamsia, toksemia, solution plasenta (pemisahan dini dari dinding rahim), NST dan hasil BPP yang abnormal, dicurigai infeksi setelah amniotomi, atau gangguan lain yang mengancam kehidupan ibu atau bayi.  makrosomia (bayi besar) karena Gestational Diabetes juga salah satu faktor. Hanya Anda dan dokter Anda dapat memutuskan apakah induksi yang dilakukan  lebih besar manfaatnya daripada risiko. Untuk itu gunakanlah BRAIN sebelum mengambil keputusan dalam proses persalinan Anda.
Baca Link ini:
http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=262:gunakan-brain-pada-saat-mengamb il-keputusan-dalam-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

Langkah 9
Cytotec adalah nama merek dagang untuk Misoprostol. Meskipun obat hanya disetujui FDA untuk pengobatan ulkus lambung, namun itu biasanya digunakan "off-label" (tidak dianjurkan) untuk mematangkan serviks dan induksi persalinan pada wanita hamil.  Telah dikenal untuk merangsang kontraksi, meskipun sekali diberikan, efek nya akan sangat panjang. Risiko meliputi pecahnya rahim, emboli cairan ketuban, plasenta tidak bisa keluar, perdarahan, bradikardia janin, dan histerektomi.  Mintalah dokter Anda untuk menjelaskan risiko, manfaat, dan alternatif untuk setiap obat atau prosedur sebelum ia mengelola persalinan Anda.

Langkah 10
Cervidil adalah prostaglandin E2 masukkan yang digunakan untuk merangsang matangnya leher rahim. Ini membawa risiko hyperstimulating rahim, yang dapat menyebabkan gawat janin, solusio plasenta (pemisahan dini dari dinding rahim) atau pecahnya rahim, terutama pada ibu dengan caesar sebelumnya. Efek ringan mungkin termasuk diare, mual & muntah. Jadi lebih baik hindari saja.

Langkah 11
Pitocin adalah bentuk sintetis dari hormon oksitosin alami wanita, (kadang-kadang disebut hormon,"cinta" atau hormone "ibu" oksitosin dilepaskan secara alami selama persalinan, menyusui, dan orgasme). Nah Pitocin ini diberikan melalui IV biasanya dicampurkan di Cairan infus, dosis yang digunakan berdasarkan tetesan infuse, biasanya mulai dengan tetesan yang sedikit lalu secara bertahap di tingkatkan, namun tetesan dapat dihentikan setiap saat. Keluhan yang paling umum dengan pitocin adalah itu menghasilkan kontraksi yang lebih kuat, lebih lama, dan kontraksi lebih menyakitkan dari biasanya. Selama persalinan alami, tubuh melepaskan endorfin dan ini meningkat produksinya ketika produksi oksitosin alami dalam tubuh juga meningkat. Nah ini adalah “kebijaksanaan” dari tubuh seorang wanita, dan hormone endorphin inilah yang membantu ibu mengatasi rasa sakit ketika terjadi peningkatan intensitas kontraksi. Namun dengan pemberian pitocin, hal ini tidak terjadi, dan yang terjadi justru level endorphin semakin turun ketika tubuh Anda diberikan pitocin, itulah alasannya mengapa persalinan dengan induksi jauh lebih sakit disbanding dengan persalinan alami. sehingga tidak jarang untuk menghilangkan rasa sakit ini Anda meminta obat penghilang rasa sakit (epidural) atau bahkan SC. Pitocin mengakibatkan intensitas kontraksi semakin panjang dan lama serta terlalu kuat untuk bayi Anda dan ini bisa menyebabkan ia masuk ke gawat janin. Jika ini terjadi, tentu saja kemungkinan besar dilakukan SC.  Risiko lainnya termasuk solusio plasenta dan pecahnya rahim.

Langkah 12
Kantung ketuban berperan sebagai bantalan di sekitar bayi, melindungi dari intensitas kontraksi yang kuat, dan juga dari infeksi. Amniotomi umumnya digunakan untuk membantu merangsang atau mempercepat persalinan.  ini biasanya dilakukan dengan alat panjang yang disebut suatu amnihook. pemeriksaan serviks harus dibatasi setelah air ketuban pecah, untuk mengurangi jumlah bakteri diperkenalkan ke dalam jalan lahir. Jika seorang ibu menerima pitocin, ketika kantung ketuban pecah berarti bahwa bantalan cairan untuk bayi hilang, dan kontraksi yang muncul lebih intens mungkin justru meletakkan bayi ke dalam kesusahan. Risiko lainnya termasuk prolaps tali pusat (tali pusat tergelincir ke dalam ruang yang ketat dan terjepit, sehingga membatasi oksigen yang masuk ke bayi).

Langkah 13
Jika Anda mengalami ketuban pecah dini di rumah (hanya terjadi pada 1 dari 10 wanita), mintalah dokter Anda untuk memberikan Anda waktu untuk memasuki persalinan Anda, asalkan Anda tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi (kebanyakan wanita akan mulai persalinannya sendiri dalam 48 jam). Jangan khawatir, Anda sudah kebal terhadap sebagian besar kuman di rumah Anda sendiri. Untuk mencegah infeksi, JANGAN memasukkan APA SAJA ke dalam vagina (termasuk tampon atau jari Anda), dan ikuti petunjuk dokter Anda. Banyak minum air putih, atau air isotonic supaya tubuh Anda tetap memproduksi air ketuban. Banyak rumah sakit yang mengharuskan bayi akan dilahirkan dalam waktu 24 jam setelah pecahnya air ketuban, karena takut infeksi (kadang-kadang disebut dengan "SC karena Jam"). Jika Anda tidak ingin diposisikan pada pembatasan waktu, diskusikan dengan dokter Anda SEBELUM Anda mendekati tanggal HPL Anda. Beralih provider jika perlu, untuk menemukan satu yang akan menghargai keinginan Anda.

Langkah 14
Tidak ada yang tahu pasti apa yang sebenarnya memicu sebuah persalinan, tetapi para ilmuwan berteori bahwa bayi yang sudah mature/matang dapat melepaskan zat alami yang merupakan yang sinyal darinya yang dikirimkan ke tubuh ibu untuk memulai persalinan. Jika tubuh Anda siap untuk bersalin, ada beberapa metode alami dapat Anda gunakan untuk membantu termasuk berjalan, birthing ball, dansa, melakukan hubungan seks (terutama supaya ibu mencapai orgasme), makanan pedas, stimulasi puting, akupresur dan komunikasi dengan janin. Perlu diingat, metode ini hanya akan bekerja jika tubuh anda siap. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~
Nah semoga 14 point yang saya utarakan di atas dapat membuka wacana Anda
Dan membuat Anda lebih bijak dalam menentukan sebuah pilihan

Heal Our Earth By Heal Your Birth
Salam Hangat
Yesie Aprillia