Tuesday, May 21, 2013

Sidaguri (Tanaman otok)

Sidaguri (Sida rhombifolia)

Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip, bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
NAMA DAERAH Sumatera: guri, sidaguri, saliguri. Jawa: sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori. Nusa Tenggara: kahindu, dikira. Maluku: hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. NAMA ASING Huang hua mu (C), walis-walisan (Ph), sida hemp, yellow barleria (I). NAMA SIMPLISIA Sidae rhombifoliae Herba (herba sidaguri), Sidae rhombifoliae radix (akar sidaguri).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba sidaguri rasanya manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus kecil. Sidaguri berkhasiat antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, dan pelembut kulit. Akar rasanya manis, tawar, sifatnya sejuk. Merangsang enzim pencernaan, mempercepat pematangan bisul, antiradang, dan abortivum.

Pemanfaatan :

Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak mengandung zat phlegmatik yang digunakan sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.


Sumber: http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=253 

Thursday, May 16, 2013

Diskusi History



1.    Setiap panen padi di pahumaan (perladangan) upacara Arung Baharian dilaksanakan di Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Upacara tersebut diselenggarakan oleh lima Balian (tokoh adat) yang memimpin upacara ritual. Para Balian berlari kecil sambil membunyikan gelang hiang (gelang terbuat dari tembaga kuningan) mengelilingi salah satu tempat pemujaan sambil membaca mantra dan diihadiri warga Dayak Meratus dan sekitarnya. Pesta yang berlangsung tujuh hari itu terasa sakral karena para Balian yang seluruhnya delapan orang itu setiap malam menggelar prosesi ritual pemanggilan roh leluhur untuk ikut hadir dalam pesta tersebut dan menikmati sesaji yang dipersembahkan.
a.    Mengapa mitos tersebut masih dipercayai masyarakat Dayak Meratus?
b.    Faktor apa yang menyebabkan mitos tradisional tetap bertahan sampai sekarang?
   Diskusikan wacana di atas bersama kelompok Anda yang berasal dari berbagai latar belakang. Selanjutnya tulislah hasil simpulan diskusi kelompok Anda dalam bentuk laporan singkat untuk dipresentasikan dalam diskusi kelas! 

2.   Sebagai hasil kebudayaan zaman dahulu, tradisi lisan banyak yang mengandung pelajaran menyangkut sastra, bahasa, serta kebudayaan daerah. Namun, keberadaan tradisi lisan pada saat ini semakin hilang karena terdesak oleh kekuatan global atau globalisasi. Hal itu disebabkan generasi muda mulai meninggalkan bahasa ibunya dengan memakai bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Di Indonesia, menurut catatan pusat bahasa, sejumlah bahasa daerah tak lagi digunakan. Misalnya, di Papua terdapat Sembilan bahasa daerah yang punah. (Kompas, 26 Pebruari 2008).

a.      Bagaimana pendapat Anda mengenai masalah tersebut?
b.     Apa saran Anda untuk mengatasi masalah tersebut?
Diskusikan wacana di atas bersama kelompok Anda yang berasal dari berbagai latar belakang. Selanjutnya tulislah hasil simpulan diskusi kelompok Anda dalam bentuk laporan singkat untuk dipresentasikan dalam diskusi kelas!


     3. Pengenalan teknologi percetakan membawa kemunduran bagi tradisi naskah di Indonesia karena tradisi tulis naskah tradisional telah digantikan dengan naskah cetakan. Namun di Indonesia tradisi tulis naskah tradisional berupa naskah daun lontar tetap hidup berdampingan bersama naskah cetakan. Bahkan, naskah tradisional terus dihasilkan di Bali sampai saat ini.
a.    Mengapa tradisi naskah tradisional Bali masih tetap berkembang sampai saat ini?
b.    Apa kelebihan teknologi percetakan modern dibanding tradisi penulisan naskah tradisional?
c.    Bagaimanakah kelangsungan tradisi penulisan naskah tradisional pada masa datang?
Diskusikan wacana di atas bersama kelompok Anda yang berasal dari berbagai latar belakang. Selanjutnya tulislah hasil simpulan diskusi kelompok Anda dalam bentuk laporan singkat untuk dipresentasikan dalam diskusi kelas!


4. Indonesia memiliki kekayaan seni warisan nenek moyang. Hal itu ditunjukkan dengan adanya terbagai bentuk seni kerajinan pada berbagai kelompok etnik di Indonesia. Namun keindahan seni tradisional tersebut belum banyak dikenal dunia.
a. Bagaimana pendapat Anda mengenai pernyataan di atas?
b. Bagaimana upaya Anda untuk mempromosikan seni kerajinan tradisional di dunia internasional?
Diskusikan wacana di atas bersama kelompok Anda yang berasal dari berbagai latar belakang. Selanjutnya tulislah hasil simpulan diskusi kelompok Anda dalam bentuk laporan singkat untuk dipresentasikan dalam diskusi kelas!
 

 
 

Friday, May 10, 2013

Asal Penduduk Kalimantan



Siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan penduduk asli Kalimantan? Berikut berbagai pendapat menurut ahli sejarah:
1.    Van Lejnden, Schwaner, Eari, dan van Eerde
Penduduk asli Kalimantan adalah bangsa Negrito yaitu bangsa negeri kecil berambut keriting yang datang dari kepulauan Filipina dan Sulu. Bangsa Negrito pada masa purba selalu mengembara ke seluruh kepulauan Indonesia. Mereka datang dari kepulauan Filipina dan Sulu hingga sampai di Pulau Kosong (sekarang Kalimantan) yang sekarang dianggap sebagai penduduk asli (suku Dayak).
2.    Logan[1]
Penduduk asli Kalimantan adalah bangsa Laos yang berasal dari Hindia Depan dan Kamboja, kemudian menyusul bangsa Anam, Hindu, dan Cina turut pindah ke pulau Kosong (Kalimantan).
3.    Jullus Kogel dan du Couret
Penduduk asli Kalimantan adalah orang Pari Ot.
4.    Tobias
Penduduk asli Kalimantan pada zaman purba disebut Dayak.
5.    Sejarah bangsa Tionghoa yang diselenggarakan abad VII, pada masa Dinasti Tang mengatakan bahwa suku Dayak berasal dari keturunan bangsa Tionghoa.
6.    Dr. Nieuwenhuis
Pada masa purba, di pusat Kalimantan terdapat dua suku Dayak[2] terbesar jumlahnya, yaitu  Suku Dayak Ulu Ajar (Dayak Mandai) yang mendiami sisi kanan  sungai Kapuas Buhang dan Suku Dayak Mendalam (Dayak Kajan) yang mendiami sisi kiri sungai Kapuas Buhang. Setelah beberapa lama mereka tinggal di sana, lama-kelamaan tempat tinggal mereka menjadi terpisah. Sejak saat itu, suku Dayak terpecah menjadi empat golongan, yaitu (1) Oloh Ngaju, Olah Manyan, Sihong, Siang Murung, dan Patai berkumpul di sungai Barito dan Kapuas Kahayan; (2) Kayaan-Kejin (Po Kejin), Dayak Modang, Wagau, Tunjung, Banua, Kenyah, Oma Long, Oma Kulit, Oma Baka, Segai, Sagap, dan Punan  berkumpul di sungai Mahakam , Bulungan, dan Berau (sungai Kelai dan Saga); (3) Dayak Iban (Heban), Dayak Embaluh, Dayak Pasisiran atau Kuala[3], dan Dayak Udik[4], berkumpul di sungai Batang Lupar, Serawak, dan Brunai; (4) Punan Ot (Menan Ut) berkumpul di sungai Barito, Buhang, Mahakam, Kayaan, Kelai, Sega, Kapuas, dan Kahayan.
            Sebelum bangsa asing memasuki alam suku Dayak Kalimantan memang sudah memiliki peradaban  asli. Mereka sudah pandai bersawa dan membuat alat perkakas dari besi. Budaya asli suku Dayak terasing dari du.nia luar. Oleh karena itu, kaum pendatang umumnya menyebut suku Dayak sebagai orang liar.


[1]  Pengarang Etnology of the Ind. Arpiple
[2] Menurut catatan Dr. Kohibbruge dan Dr. Niewenhuis dalam Encyclopedie Mr. Dr. Paulus, terdapat 135 macam suku Dayak yang berada di seluruh Kalimantan.
[3] Dayak Pasisiran merupakan turunan dari suku bangsa Illanon yang awalnya bermukim di sebelah Utara-Barat Daya Pulau Labuan.
[4] Dayak Udik berasal dari Hindu yang berpindah tempat ke pulau Kosong (Kalimantan).