Monday, June 27, 2011

Hasnur Centre



Menurut, Ketua Umum Hasnur Center, H Syamsul Mu’arif, 90 persen lulusan dari insane cendikia, berhasil memasuki sejumlah perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia, bahkan banyak yang direkrut oleh perusahaan-perusahaan Internasional.
Karenanya, lanjut mantan menteri kabinet Indonesia bersatu ini, dengan dibangunnya Hasnur Center dengan SMA berstandar inetrnasional sebagai langkah awalnya, semoga cita-cita untuk memiliki sekolah yang memiliki standar internasional dapat terwujud.
``Hasnur Center ini telah kita bicarakan dengan H leman dan beberapa tokoh Kalsel yang ada di Jakarta, karena kita melihat Kalimantan jauh tertinggal dalam hal dunia pendidikan. Kita belum memiliki putra–putri daerah yang memiliki reputasi di tingkat nasional dan internasional, yang lahir, besar dan bersekolah di daerah sendiri,’’ paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, dilaksanakan pula MOU dengan Cendikia Serpong, yang merupakan yayasan pendidikan di bawah naungan Habibi Center, yang dinilai berhasil memadukan antara pembangunan moralitas dan intelektualitas para siswanya.
Melihat pada model insan cendikia, sebagai standar dari Global Islamic Boarding School akan menerapkan sistem dua bahasa, bagi para anak didiknya, yakni bahasa arab dan bahasa Inggris.
Sebelum menerima murid, akan dilakukan terlebih dahulu seleksi dan magang guru. Magang tenaga pendidik itu akan dilakukan oleh manajemen Insan Cendikia Serpong, yang berbagai tahapannya memakan waktu hingga sembilan bulan.
30 persen dari seluruh siswa yang dapat ditampung, Hasnur Center, memberikan kesempatan beasiswa kepada mereka yang tidak mampu, tetapi memiliki kemampuan akademis yang baik.
Rencananya, penerimaan murid baru akan dimulai pada tahun depan akan dilakukan dengan seleksi yang ketat, dengan melihat kemampuan akademisi para calon siswa.
Namun Syamsul Mu’arif menegaskan, agar jangan berharap dapat masuk sekolah ini dengan mengandalkan sistem kekerabatan tanpa melalui prosedur yang ada.
Di Insan Cendikia sendiri berhasil menerapkan sistem pendidikan, yang mengedepankan kejujuran para siswa. Bahkan dalam menggelar ujian para siswa dibebaskan mengerjakan soalnya tanpa ada pengawasan pihak sekolah. Begitu pula sistem kantin kejujuran sebagai salah langkah membentuk mental kejujuran para siswa, siswa membayar dan mengambil kembalian tanpa ada pengawasan.
``Yang paling penting dari insan cendekia itu adalah, membangun mental, membangun moralilas, membangun spiritualitas, dan kecerdasan intelektualnya agar seiring dengan nuraninya. Inilah yang akan kita kembangkan di Kalimantan Selatan,’’ pungkas Syamsul Mu’arif.